Anak-anak Penerus Isis
Edisi: 38/43 / Tanggal : 2014-11-23 / Halaman : 100 / Rubrik : INT / Penulis : Rosalina, ,
Puluhan anak berkumpul di sebuah lapangan dan bernyanyi dengan lantang sambil tertawa: "Kami akan membantai Anda." Sebuah layar proyektor kemudian menayangkan video propaganda yang dibuat kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Salah satu video memperlihatkan puluhan orang yang hanya mengenakan celana dalam dan dipaksa berlari sebelum akhirnya dieksekusi oleh ISIS.
"Apabila ada yang menyakiti kalian, jangan ragu untuk melawan karena Allah ada di sisi kalian," kata salah satu anggota kelompok militan itu kepada anak-anak tersebut, seperti terlihat dalam video eksklusif yang dibuat CNN dan dipublikasikan pada Ahad dua pekan lalu.
Anggota ISIS mengumpulkan anak-anak di sebuah lapangan sambil meneriakkan kalimat-kalimat indoktrinasi. Kepada anak-anak itu, mereka menanamkan kebencian terhadap negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan sekutunya. Berulang-ulang anggota ISIS meneriakkan bahwa Amerika adalah musuh yang harus dihadapi.
Anak-anak yang diperkirakan berusia 8-18 tahun itu merupakan bagian dari proses rekrutmen ISIS. Kelompok yang kemudian mendeklarasikan pergantian nama menjadi Islamic State (Negara Islam) ini merekrut anak-anak untuk dijadikan pasukannya dengan memberikan pelatihan agama dan militer.
"ISIS mengajari anak-anak bagaimana menggunakan senapan AK-47. Mereka menggunakan boneka untuk mengajari anak-anak cara memenggal orang," ujar seorang pejabat keamanan Irak yang tak mau disebutkan namanya kepada NBC News, Jumat pekan lalu.
Abu Dujana, salah seorang anggota ISIS di Raqqa, mengakui hal itu. Kepada NBC News, ia menceritakan di hampir setiap daerah yang dikuasai ISIS terdapat kamp pelatihan khusus anak-anak. Kebanyakan dari mereka direkrut dari Suriah dan negara lain, seperti Jerman, Prancis, dan Inggris. Anak-anak itu dilatih intensif di bawah prinsip hukum syariah, seperti bagaimana menggunakan senjata, membuat bahan peledak, dan cara berperang.
"Mereka harus dibiasakan mendengar suara ledakan, senapan mesin, rudal, artileri, dan pesawat. Mereka juga harus terbiasa melihat darah," ucap Abu Dujana.
Anggota ISIS, ia melanjutkan, juga memaksa anak-anak itu menonton pemenggalan kepala dan membawa kepala yang sudah dipenggal agar tak ada lagi rasa takut di hati mereka. Setelah kamp berakhir, anak-anak "terpilih" akan diseleksi sesuai dengan kemampuan fisiknya. Jika dianggap dalam kondisi baik, mereka akan dibawa ke medan perang untuk menjadi perisai ataupun pelaku peledakan bom bunuh diri.
Abu Dujana…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…