Kepala Basarnas F. Henry Bambang Soelistyo: Apa Salah Saya Menitikkan Air Mata?

Edisi: 45/43 / Tanggal : 2015-01-11 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Heru Triyono, Muhammad Muhyiddin,


Musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 memunculkan nama F. Henry Bambang Soelistyo ke permukaan. Nama Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) ini sebelumnya asing di telinga publik. Ia banyak dipuji karena melakukan gerakan sigap dan tepat, bisa mengkoordinasi sekian banyak lembaga dari sejumlah negara, serta transparan.

Pembawaannya yang tenang mudah dilihat di televisi saban hari—meladeni pertanyaan puluhan media—sehari tiga kali. Dunia memujinya. Media asing, seperti Wall Street Journal, menyebut Basarnas sebagai tim pencarian tercepat sepanjang sejarah tragedi penerbangan dunia. Hanya butuh tiga hari untuk menemukan pesawat yang hilang kontak pada Minggu, 28 Desember 2014, itu.

Pada tiga hari awal pencarian pesawat, Marsekal Madya Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara ini mengaku sedih karena belum ada temuan apa pun. Puncak emosinya terjadi ketika dia melakukan telekonferensi dengan keluarga penumpang pesawat rute Surabaya-Singapura itu. Tangisnya pecah karena dalam hati tahu bahwa peluang selamat tipis, tapi keluarga penumpang memiliki harapan besar kepadanya. "Saya tahu risiko kecelakaan seperti itu," ujar pilot pesawat tempur ini. Namun kelegaan mulai muncul saat Basarnas mulai melaporkan temuan puing pesawat dan jenazah pada hari ketiga itu juga.

Soelistyo mengaku tidak tertarik pada kepopuleran. Ia hanya ingin terus berfokus memimpin pencarian, meski menyita seluruh energinya. Sudah seminggu, sejak pesawat itu dikabarkan hilang, dia juga menghilang dari rumah. "Setiap malam hanya tidur satu jam setengah di kantor," kata Soelistyo di kantornya di lantai I Gedung Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Dengan sepasang mata merah karena kurang tidur, Soelistyo menerima Heru Triyono, Muhammad Muhyiddin, dan fotografer Frannoto dari Tempo untuk wawancara di tengah-tengah kesibukannya yang tak putus-putus, Jumat pekan lalu. Mengenakan kemeja lengan pendek oranye, plus seabrek bintang jasa di dada, ia tampak menikmati waktu istirahatnya—selesai menggelar jumpa media. "Tiap pagi saya minum kopi buat jaga kesehatan. Bukan minum bir lho, ya," ucapnya, lalu menyandarkan badannya di sofa.

Kesigapan dan transparansi Basarnas banyak dipuji.

Itu terserah orang melihat. Yang penting semangat saya itu ingin agar nilai jaminan keselamatan di Indonesia baik ketika dilihat komunitas internasional. Maka orang jadi percaya dan apresiatif terhadap dunia penerbangan atau pelayaran di Indonesia.

Sudah seminggu Anda berfokus memimpin pencarian AirAsia, sampai menginap di kantor. Tidak diprotes keluarga?

Enggak ada protes. Sebagai prajurit, sudah biasa. Keluarga kirim makanan ke sini. Ini hal yang normal. Buktinya, kesehatan saya masih bertahan sampai sekarang.

Ketika melakukan telekonferensi dengan keluarga penumpang, Anda tampak emosional ....

Apa salah saya menitikkan air mata? Saya membayangkan bagaimana jadi mereka. Mereka ini kebingungan. Berita-berita yang berspekulasi bahwa pesawat jatuh membuat mereka semakin sedih, karena saat itu mereka masih berharap keluarganya ada yang hidup. Saya ini penerbang. Saya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…