Kisah Pompeii Dari Timur

Edisi: 05/44 / Tanggal : 2015-04-05 / Halaman : 68 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


Di sebuah lokasi penggalian pasir di Dusun Sumber Urip, Desa Sori Bura, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, Gemeng sibuk mengayunkan cangkulnya. Kamis siang, 26 Februari lalu, petani kopi asal Lombok itu tengah menggali pasir untuk bahan membangun fondasi rumahnya. "Tiba-tiba ada barang itu, lalu saya ambil," kata Gemeng tentang penemuan artefak keris, tombak, dan kerangka manusia. "Tapi barang-barang itu sudah diamankan oleh polisi," ujarnya kepada Tempo di bekas lokasi penemuan pada awal Maret lalu.

Penemuan Gemeng itu dibenarkan oleh I Gusti Made Suarbhawa, peneliti dari Balai Arkeologi Denpasar. Menurut Suarbhawa, temuan artefak terbaru di sekitar Tambora itu berupa keris, tombak, keramik, dan tulang-belulang manusia. "Benda-benda itu sudah diambil untuk dilakukan penelitian di balai arkeologi," ujar Suarbhawa saat ditemui di Dusun Pancasila di DesaTambora.

Dari foto-foto yang diperlihatkan, artefak itu semuanya sudah tidak utuh. Suarbhawa menjelaskan tulang-belulang manusia, misalnya, ketika ditemukan penduduk sudah teraduk tidak jelas sehingga sulit direkonstruksi. Hanya beberapa bagian yang bisa diidentifikasi sebagai kerangka manusia, yakni dari serpihan tengkorak dan rahangnya.

Adapun keris, tombak, dan keramik masih bisa diidentifikasi. Menurut Suarbhawa, bila dilihat dari usianya, pecahan keramik itu berasal dari Cina pada zaman Dinasti Ching abad ke-17. Lalu, jika melihat keris dan tombak yang bagian sarungnya dililit perak, artinya benda itu bukan milik masyarakat biasa. "Mungkin sekali itu milik prajurit kerajaan," kata Suarbhawa.


****

PENEMUAN artefak di Sumber Urip pada akhir Februari lalu itu merupakan temuan terbaru para arkeolog dan ilmuwan lainnya untuk menguak misteri tiga kerajaan-Pekat, Sanggar, dan Tambora-yang musnah akibat letusan dahsyat Gunung Tambora pada 1815. Penelitian pertama dilakukan Haraldur Sigurdsson, ilmuwan dari University of Rhode Island, Amerika Serikat, pada 1986. Dalam penelitian awal itu, Sigurdsson mengumpulkan data arkeologis di lereng Tambora.

Pada Agustus 2004, Sigurdsson mengajak Igan Supriatman Sutawidjaja, ahli geologi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Bandung. Dengan ground penetrating radar (GPR), mereka melakukan penelitian mengukur ketebalan endapan awan panas di beberapa…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…