Menyusuri Sungai Nil, Membelah Gurun 'lawrence Of Arabia'
Edisi: 06/44 / Tanggal : 2015-04-12 / Halaman : 62 / Rubrik : IMZ / Penulis : Ahmad Fuadi, ,
Ia juga merasakan naik balon udara dan mendarat di kawasan Valley of the Kings, yang dikenal sebagai area makam para raja Mesir dari era New Kingdom (1550-1069 sebelum Masehi).
Tak hanya itu, pengarang novel Negeri 5 Menara ini juga menyetir sendiri melintasi gurun, menuju Wadi Rum, tempat petualang tersohor Inggris, T.E. Lawrence, pernah "hilang". Lalu ia ke Yordania, menuju Petra, kota indah misterius yang dipahat dalam bukit batu cadas berwarna merah mawar yang dalam film The Last Crusade membuat Indiana Jones dan ayahnya terkesima. Ikuti catatan perjalanannya.
Bunyi langkah kami menyeret koper ke depan hotel terdengar di jalanan Mesir yang sepi dan temaram. Jam masih menunjukkan pukul 4 subuh. Azan pun belum terdengar. Tapi sepagi ini kami sudah bangun. Kairo masih gelap. Tempat yang agak terang di dekat hotel kami hanyalah Egyptian Museum dan Tahrir Square.
Sejenak kemudian, sebuah mobil Hyundai H-1 berwarna putih datang. Dari balik pintu mobil, muncul Muslihuddin Nahid, adik kelas saya di Gontor yang kini menjadi mahasiswa Al-Azhar, Kairo. "Mas, kita perlu cepat, nanti ditinggal pesawat. Yang lain bisa telat di Mesir, tapi EgyptAir tidak," katanya.
Begitu kami sampai di Cairo International Airport, ternyata benar, penumpang sudah diminta boarding lebih awal. "Orang Mesir sudah tahu bahwa pesawat di sini bisa terbang lebih awal," ujar Muslihuddin, tertawa. Kami terbang ke Kota Luxor untuk memulai perjalanan yang sudah lama saya nantikan, yaitu melayari Sungai Nil dari Luxor ke Aswan selama sepekan. Di kepala saya berpendar potongan-potongan gambar Firaun serta kisah Nabi Musa dan Sungai Nil.
* * * *
Berbeda dengan Kairo yang riuh, terburu-buru, dan pengap, Luxor terasa santai dan anginnya berembus sejuk. Terasa seperti kota kabupaten kecil di Tanah Air. Begitu mendarat di Luxor, kami langsung check in di kapal pesiar Nile Ruby berlantai empat yang sedang merapat di dermaga.
Kapal berkapasitas 150-an orang ini tidak penuh. Kamar kami di lantai dua lebih bagus daripada yang saya kira. Seperti kamar hotel berbintang, kamar kami bernuansa kayu dengan pelitur cokelat mulus, lengkap dengan penyejuk udara, televisi, kulkas, dan kamar mandi air hangat. Di lantai atas yang terbuka ada kolam renang, kafe kecil, meja pingpong, dan kursi-kursi malas. Tiket berlayar seminggu ini sudah mencakup makan pagi dan makan malam prasmanan yang lezat. Dan semua ini didapat dengan harga khusus, kurang dari US$ 500. Sebagai bagian dari tur, hari ini kami akan berkeliling Luxor, sebelum mulai berlayar besok.
Luxor atau dulu disebut Thebes adalah ibu kota Mesir di zaman New Kingdom. Bagian timur kota ini, di sisi matahari terbit, adalah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…