Kursi Panas Untuk Raja Salman

Edisi: 08/44 / Tanggal : 2015-04-26 / Halaman : 180 / Rubrik : INT / Penulis : Purwanto Setiadi, ,

Artikel itu dibuka dengan pernyataan yang bukan basa-basi: "Negara saya, Yaman, sedang dalam kepungan kekuatan milisi radikal Houthi yang berkampanye horor dan perusakannya dipanasi oleh dukungan politik serta militer sebuah rezim Iran yang terobsesi pada dominasi regional. Tak ada keraguan bahwa kekacauan di Yaman diakibatkan oleh Iran, yang lapar kekuasaan dan berambisi menguasai seluruh wilayah."

Dipublikasikan The New York Times pada Ahad pekan lalu, artikel itu ditulis oleh Abdu Rabbu Mansour Hadi, Presiden Yaman yang kini dalam pengasingan di Arab Saudi. Inti dari apa yang disampaikannya adalah permintaan kepada masyarakat internasional untuk terus mendukung Yaman dan Arab Saudi serta negara-negara di kawasan Teluk Arab yang melancarkan Operasi Badai Ketegasan terhadap kaum Houthi "buat memastikan kedigdayaan militer di medan pertempuran saat ini".

Hadi menyebut Houthi sebagai boneka pemerintah Iran dan "agen kekacauan". Kepada mereka, dia menyeru agar menyerah dan berhenti melayani ambisi pihak lain.

Dukungan untuk Yaman, dan tentu saja secara tak langsung bagi Hadi, sebenarnya sudah digalang bahkan melalui Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Yordania, yang menjadi anggota Dewan, dan negara-negara Teluk. Mereka membuat draf resolusi yang isinya, antara lain, pemberlakuan embargo senjata bagi Houthi dan meminta kelompok pemberontak Syiah itu "segera dan tanpa syarat" mengakhiri kekerasan serta menarik pasukannya dari Sanaa dan wilayah-wilayah lain yang mereka rebut sejak September 2014.

Dalam pemungutan suara yang berlangsung di markas PBB di New York, Selasa pekan lalu, semua negara anggota Dewan menyetujui resolusi itu, kecuali Rusia. Bagi Rusia, embargo seharusnya berlaku untuk semua pihak yang terlibat dalam…

Keywords: -

---

Foto Terkait