Dendam Para Bekas Tentara Saddam

Edisi: 08/44 / Tanggal : 2015-04-26 / Halaman : 184 / Rubrik : INT / Penulis : Baiq Atmi Sani Pertiwi, ,

Brigadir Jenderal Hassan Dulaimi, bekas pejabat intelijen militer Irak, mengenang saat dia kehilangan gaji dan duit pensiun karena Amerika Serikat pergi dari negeri itu pada 2011. Dulaimi direkrut Amerika pada 2006 untuk bertugas di Kota Ramadi, Provinsi Anbar, barat Irak. Ketika Amerika pergi, dia dan 124 personel militer lain harus berusaha keras untuk mendapatkan penghasilan.

Dia bercerita tentang seorang rekan yang dipecat dari badan intelijen Irak pada 2003. Rekannya itu kini menjadi pemimpin atau wali Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Hit, kota di Provinsi Anbar. Dulaimi menyalahkan Amerika atas gencarnya ISIS merekrut personel militer Irak. "ISIS tidak terjadi kebetulan. Ini akumulasi masalah yang diciptakan Amerika dan pemerintah (Irak)," katanya.

Dulaimi ingat bertemu dengan rekannya itu pada 2009 dalam keadaan sangat miskin. Meski dia sempat memberi uang, sang rekan pada akhirnya bergabung dengan ISIS. "Jika seseorang memberinya pekerjaan dan gaji, saya yakin dia tidak akan bergabung dengan ISIS," ujarnya, seperti dilaporkan The Washington Post, Sabtu awal April ini.

Dulaimi menyebutkan ada ratusan bahkan ribuan personel militer Irak bernasib seperti itu. "Orang-orang di balik operasi militer ISIS adalah personel terbaik di militer Irak. Itulah kenapa ISIS mengalahkan intelijen Irak."

Hassan Hassan, analis dan penulis buku ISIS: Inside the Army of Terror, mengatakan kemunculan kelompok ekstrem itu berkelindan dengan pembubaran tentara Irak setelah invasi Amerika ke Irak pada…

Keywords: -

---

Foto Terkait