Iuran Arisan Untuk Hotel Swarha

Edisi: 08/44 / Tanggal : 2015-04-26 / Halaman : 66 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,

BAGIAN luar bangunan itu sudah mulai terlihat bersih. Kaca-kaca besar berbentuk persegi di dinding sudah tidak lagi kusam. Cat dinding luar yang dulu mengelupas tak lagi berbekas. Sejak pertengahan Maret lalu, empat pria sibuk mengecat bangunan setengah oval itu. Di puncak atap bisa dibaca nama bangunan itu: Swarha.

Itulah hotel tempat seratusan wartawan dalam dan luar negeri menginap saat Konferensi Asia-Afrika 1955 berlangsung. Salah satunya Richard Wright, penulis kenamaan Amerika Serikat yang kemudian menulis buku Colour Curtain: A Report on the Bandung Conference. Terletak di Jalan Asia-Afrika 78, Bandung, lokasi Swarha cuma 100 meter dari Gedung Merdeka—tempat berlangsungnya konferensi.

Menjelang berlangsungnya peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika, bangunan bergaya jengki yang didirikan pada 1950 ini sibuk berbenah. "Kami berinisiatif mengecat ulang gedung Swarha," kata Helvi Baskoro, Ketua Umum Perempuan Bandung Bersatu, kepada Tempo, tiga pekan lalu. Kaca-kacanya yang besar, yang terinspirasi gaya A.F. Albers, arsitek Belanda yang merenovasi Hotel Savoy Homann, juga mulai dibersihkan.

Helvi prihatin terhadap Hotel Swarha yang bertahun-tahun terbengkalai. Bangunan kumuh itu tidak sedap dipandang oleh para kepala negara yang akan datang ke Bandung. "Padahal Swarha menyimpan berjuta cerita tentang Indonesia, sebagai sebuah negara yang baru merdeka, menggagas ide brilian yang tertuang dalam Dasasila Bandung," ujarnya.

Itu sebabnya,…

Keywords: -

---

Foto Terkait