Kepala Kepolisian Ri Jenderal Badrodin Haiti: Saya Yang Pegang Komando
Edisi: 09/44 / Tanggal : 2015-05-03 / Halaman : 124 / Rubrik : WAW / Penulis : Isma Savitri, Dewi Suci Rahayu,
Seperti hendak melawan arus pendapat khalayak yang tidak sreg terhadap Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti akhirnya melantik juniornya itu sebagai Wakil Kepala Polri, Rabu pekan lalu. Acara pelantikannya pun terkesan dilakukan secara tertutup, di tengah perhatian masyarakat yang tersedot ke acara Konferensi Asia-Afrika.
Pelantikan di Ruang Rapat Utama Markas Besar Polri itu hanya dihadiri jenderal bintang dua dan tiga, sejumlah anggota staf, serta anggota Komisi Kepolisian Nasional. Sebelumnya, Budi Gunawan batal melenggang menjadi Kapolri akibat penolakan masyarakat, meski Presiden Joko Widodo sudah menyetujui kala itu. Reaksi masyarakat tersebut muncul akibat kasus dugaan korupsi yang menyeret nama Budi Gunawan (BG) dan marak diberitakan media.
Badrodin Haiti, yang pada 17 April lalu dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kapolri, bukannya tak menyadari pelantikan Budi bakal memercikkan kontroversi baru. Tapi ia meyakini terpilihnya Budi sudah melewati mekanisme yang sah, yakni mengantongi persetujuan para anggota Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) dalam rapat yang digelar sehari sebelum pelantikan. Dikabarkan, saat itu Wanjakti kompak memilih Budi dibanding tiga kandidat lain.
Sore setelah melantik Budi, Badrodin menerima Isma Savitri, Dewi Suci Rahayu, dan fotografer Dian Triyuli Handoko dari Tempo untuk sebuah wawancara di ruangannya di Mabes Polri. Pria kelahiran Jember, Jawa Timur, 56 tahun lalu itu menyisihkan waktunya satu jam di tengah kegiatannya yang padat: pembukaan Konferensi Asia-Afrika, pelantikan Wakapolri, dan makan malam dengan peserta Konferensi Asia-Afrika di Istana Negara.
Wawancara baru berlangsung sekitar lima menit ketika mantan Wakapolri ini terbatuk-batuk saat menjawab pertanyaan. Dia berseloroh, batuk dan fisiknya yang tengah kelelahan adalah pertanda. "Ini memang kayaknya Wakapolri harus segera dilantik," ujarnya. "Semua kegiatan ini tidak bisa saya kerjakan sendiri. Tiga bulan bekerja sendirian itu setengah mati rasanya."
Masyarakat dulu marah BG dicalonkan sebagai Kapolri. Kok, sekarang Wanjakti malah menjadikannya sebagai Wakapolri?
Pro dan kontra pasti ada, termasuk pada pengangkatan saya sebagai Kapolri. Kami tidak menafikan itu. Tapi kita lihat saja bagaimana kinerja ke depannya. Bisa saja kami memilih calon lain sebagai Wakapolri, tapi apakah kemajuan kinerja Polri akan sama? Kita sama-sama tidak tahu. Yang memilih Wakapolri itu polisi, jadi tahu apa kelebihan dan kekurangan rekan seprofesinya.
Artinya, Anda optimistis BG sosok yang tepat mendampingi Anda?
Saya berharap seperti itu karena tentunya itu lebih baik daripada saya bekerja sendirian. Kalau semua anggota Wanjakti memilihnya, ya, berarti orang itu punya kebaikan. Saya juga bukan sekali ini bekerja sama dengan beliau. Jadi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…