Kisah Airlangga Terpuruk Di Kolkata

Edisi: 10/44 / Tanggal : 2015-05-10 / Halaman : 62 / Rubrik : IMZ / Penulis : Ratnaning Asih, ,


RUANGAN itu terasa sempit, berantakan, berdebu, dan kusam. Hanya benda-benda rongsokan terbuat dari kayu dan besi yang teronggok di sana. Cahaya lampu penerangan pun seadanya. Siapa saja yang masuk ke gudang Indian Museum di Kolkata (dulu Kalkuta), India, itu tak akan berpikir bakal menemukan sesuatu yang berharga. Ironisnya, di tempat itulah sebuah prasasti bernilai sejarah tinggi tersimpan. Namanya Prasasti Pucangan. Ia berkisah tentang kemasyhuran Raja Airlangga.

Adalah Arlo Griffiths, peneliti dari École Française d'Extrême-Orient atau Lembaga Prancis untuk Kajian Asia, yang menggambarkan betapa menyedihkannya kondisi prasasti kuno peninggalan kerajaan di Indonesia itu. "Prasasti itu diletakkan di gudang dengan perabot bekas yang tak terawat," ujar Griffiths. Ia melihat langsung Prasasti Pucangan itu pada 2011.

Griffiths menceritakan, ketika prasasti itu dicermati lebih dekat, ia menemukan beberapa permukaannya diolesi lapisan semen yang menutupi sebagian bidang dan huruf yang tertera di atasnya. "Mungkin mereka melakukan ini sebagai upaya konservasi di tempat lapisan permukaan batu yang mulai mengelupas," katanya. Hanya, menurut Griffiths, cara konservasi itu terkesan dilakukan seenaknya dan sangat sembrono.

Ia menambahkan, jangankan para pegawai museum, pelaksana tugas kepala museum di sana pun sama sekali tidak tahu tentang sejarah prasasti itu. Dari cara menyimpannya saja terlihat bahwa mereka tak paham apa-apa soal…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…