Suatu Pagi Di Baur Au Lac

Edisi: 15/44 / Tanggal : 2015-06-14 / Halaman : 48 / Rubrik : OR / Penulis : Gadi Makitan, ,


Tanggal 27 Mei 2015, pukul enam pagi, jalan-jalan di Kota Zurich lengang. Seorang petugas resepsionis Hotel Baur au Lac menelepon kamar yang dihuni seorang pejabat Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). "Pak," kata petugas itu dalam bahasa Inggris, "kami ingin Anda melangkah ke pintu kamar dan membukanya untuk kami atau kami terpaksa mendobraknya."

Sebagaimana ditulis harian The New York Times, resepsionis itu menelepon atas instruksi seorang polisi Swiss yang tak berseragam. Ia datang bersama belasan rekannya untuk menangkap tujuh pejabat tinggi FIFA yang menginap di hotel itu. Mereka akan diekstradisi ke Amerika Serikat demi kepentingan penyidikan Biro Investigasi Federal (FBI) atas tuduhan telah memperkaya diri sendiri selama puluhan tahun melalui korupsi sepak bola internasional.

Beruntung, tidak ada pintu yang didobrak. Bahkan polisi memberi waktu kepada pejabat-pejabat FIFA itu untuk berganti baju dan mengepak barang-barang mereka.

Eduardo Li Sanchez, salah seorang pejabat yang ditangkap, dibawa keluar melalui sebuah pintu samping hotel yang menghadap jalan sempit. Beberapa anggota staf hotel dengan jubah jas berekor sudah siap di sana. Mereka merentangkan seprai putih dari pintu itu ke pintu sebuah mobil station wagon yang sudah menunggu di dekatnya. Ini salah satu usaha agar wakil Konfederasi Amerika Utara, Tengah, dan Karibia (CONCACAF) di Komite Eksekutif FIFA itu bisa masuk ke mobil tanpa dikenali pejalan kaki yang kebetulan lewat atau wartawan yang ada di sekitar hotel tersebut.

Berita penangkapan yang berlangsung adem-ayem dan tidak lebih dari dua jam itu menggemparkan dunia sepak bola. Sebab, kejadian itu berlangsung dua hari sebelum pemilihan Presiden FIFA. Joseph S. "Sepp" Blatter, presiden inkumben yang kembali mencalonkan diri, berada di bawah tekanan publik. Penangkapan tujuh kaki tangannya dianggap sebagai bukti kuat kepemimpinan 17 tahunnya yang korup. Tapi Blatter menolak mundur…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…