Sangkot Marzuki : Sekiranya Mochtar Tidak Dipancung...

Edisi: 18/44 / Tanggal : 2015-07-05 / Halaman : 66 / Rubrik : IQR / Penulis : Dody Hidayat, Erwin Prima,


Jepang berusaha melindungi pasukan mereka dari ancaman tetanus. Mereka menggunakan 900 romusha di kamp penampungan di Klender, Jakarta Timur, sebagai kelinci percobaan untuk menguji vaksin buatan mereka. Dalam beberapa hari, ratusan romusha menderita dan meninggal akibat tetanus akut. Namun, ketika Sekutu di ambang kemenangan, Jepang membutuhkan kambing hitam atas kejadian ini. Mereka secara brutal menyiksa Achmad Mochtar, ilmuwan Indonesia terkemuka, bersama rekan-rekannya di Lembaga Eijkman di Batavia, hingga Mochtar menandatangani pengakuan atas pembunuhan massal yang tidak dilakukannya.

Pengakuan itu dipilih Mochtar untuk menukar nyawanya dengan kebebasan sejawatnya sesama ilmuwan. Jepang memancung Mochtar beberapa minggu sebelum perang berakhir. Buku War Crimes in Japan-Occupied Indonesia: A Case of Murder by Medicine karya Sangkot Marzuki dan J. Kevin Baird ini membongkar peristiwa tragis itu. Kevin Baird adalah Direktur Unit Riset Eijkman-Oxford di Jakarta, sedangkan Sangkot Marzuki kini adalah Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman periode 1992-2014. Dody Hidayat dan Erwin Zachri dari Tempo mewawancarai Sangkot sebelum peluncuran buku ini di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…