Peter Sondakh : Bermanuver Itu Tidak Ada Ilmunya

Edisi: 18/44 / Tanggal : 2015-07-05 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Y. Tomi Aryanto, Retno Sulistyowati, Isma Savitri


Perusahaan raksasa minyak kelapa sawit Indonesia, PT Eagle High Plantation, melepas 37 persen sahamnya senilai US$ 362 juta atau sekitar Rp 4,8 triliun ke PT Felda Global Ventures, industri pelat merah Malaysia, bulan lalu. Kendati mendapat untung berupa alih teknologi produksi, kebijakan PT Eagle menuai perhatian karena penjualannya cukup murah dan dilakukan di tengah turunnya harga minyak sawit dunia.

Inilah aksi baru Peter Sondakh, Chief Executive Officer PT Rajawali Corporation, yang terkenal dengan "kenekatan"-nya dalam dunia bisnis. Sejak pertengahan 1990-an, Peter berada di balik jual-beli perusahaan-perusahaan raksasa. Ia, misalnya, menjual perusahaan rokok—Bentoel—kepada British American Tobacco pada medio 1999. Padahal perusahaan itu sudah disembuhkan Peter dari lilitan utang US$ 700 juta sejak 1992.

Aksi yang sama dilakukan pria yang kini berusia 61 tahun itu pada anak-anak usahanya yang lain. Sebut saja Excelcomindo (XL), Semen Gresik, dan Rajawali Citra Televisi (RCTI). Meski begitu, bisnis Peter bukannya menyusut. Ia tetap berkibar dengan berbagai usahanya: dari properti, taksi, sampai televisi. Tak aneh, ia dinyatakan sebagai orang paling tajir keenam di Indonesia, dengan kekayaan Rp 29,9 triliun, versi majalah Forbes tahun ini.

Mengenakan setelan safari gelap dan menenteng BlackBerry jadul, Peter menerima wartawan Tempo Tomi Aryanto, Retno Sulistyowati, Isma Savitri, Ali Hidayat, dan fotografer Aditia Noviansyah di ruang kerjanya di Menara Rajawali, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa sore dua pekan lalu.

Selama lebih dari satu jam, Peter Sondakh bertutur tentang penjualan perusahaan minyak kelapa sawit hingga perkembangan segudang bisnisnya. Kendati terlihat santai dan kerap mengurai tawa selama wawancara, bos stasiun televisi RTV ini mengaku deg-degan. "Terakhir saya diwawancarai itu 1991. Sudah 24 tahun lalu, lho...."

Kenapa Anda akhirnya melepas sebagian saham Eagle High Plantation ke Felda Global Ventures (FGV)?

Selama ini, produk unggulan kita mentah semua, tanpa ada nilai tambah. Coba lihat Thailand, yang mengekspor suku cadang mobil ke banyak negara, sementara Singapura menyuplai komponen elektronik, dan Malaysia memproduksi cip telepon seluler yang nilai ekspornya US$ 24 miliar. Kita apa?

Dari produksi minyak mentah kelapa sawit dunia sebesar 65 juta ton, 55 juta ton dikuasai Malaysia dan Indonesia. Indonesia menguasai 33-35 juta ton, sisanya Malaysia. Saya bekerja sama dengan FGV karena mereka kuat di downstream, seperti oleochemical dan fatty acid. Saya juga berbicara soal end user. FGV itu mau masuk Indonesia kalau di sini ada industri oleokimia (bahan baku dari minyak kelapa sawit).

Cita-cita saya adalah menjadikan Indonesia bagian dari global supply change untuk oleokimia. Saya ingin Indonesia jago biodiesel dan fatty acid, maka saya setuju melepas sebagian saham ke FGV. Tapi kami juga mendapat transfer teknologi ke sini. Sejumlah 2 juta dari 9 juta hektare lahan sawit di Indonesia itu dimiliki petani. Kalau diandaikan seorang petani punya 2 hektare lahan, berarti ada 2 juta keluarga yang hidup dari sawit. Sayangnya, mereka ini tidak punya pabrik kelapa sawit. Nah, nantinya, kami mau mendekat ke petani. Jadi ini ada idealismenya.

Berapa dan apa saja yang didapat Eagle dari FGV dari divestasi ini?

Dengan uang tunai dan sekitar 2,6 persen saham mereka, itu akan kami pakai untuk memperkuat modal perusahaan. Kalau bisnis oleochemical berkembang, kan, kami perlu modal lagi. Nantinya, kalau ada duit lagi, kami beli lagilah di pasar. Kan, cita-cita saya punya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…