Musik Slamet Setelah Wafat

Edisi: 21/44 / Tanggal : 2015-07-26 / Halaman : 70 / Rubrik : SN / Penulis : Ananda Badudu, ,


Kalau Slamet Abdul Sjukur sedang bleng, ia sama sekali tak bisa diganggu. Jangan coba-coba mengajaknya ngobrol. Dia bisa marah. Tak ada yang tahu sampai kapan kondisi seperti itu bertahan. Bisa tiga hari, bisa juga tiga bulan. "Kalau Ayah sedang bikin lagu, memang selalu seperti itu," kata Tiring Mayangsari, 54 tahun, anak pertama Slamet.

Bleng—yang dibaca dengan e lemas—adalah kata rekaan Slamet yang dipakai untuk menjelaskan kondisi ekstase ketika ia sedang berkarya. "Dia bisa lupa makan kalau sedang ngebleng," ujar Tiring, 3 Juli lalu.

Di lobi Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, kita bisa melihat partitur-partitur yang dibikin Slamet saat sedang bleng. Sebuah perhelatan digelar untuk memperingati 80 tahun komponis pelopor musik kontemporer di Indonesia itu. Pengunjung dibebaskan membuka-buka buku partitur untuk melihat bagaimana Slamet—yang sering dipanggil dengan inisial…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.