Ulama Samarkand Di Majapahit
Edisi: 20/44 / Tanggal : 2015-07-19 / Halaman : 48 / Rubrik : IMZ / Penulis : ADDI MAWAHIBUN IDHOM , EDI FAISOL , ISHOMUDDIN
DENGUNG suara serangga dan cuitan burung menyambut ketika Tempo tiba di kompleks petilasan Syekh Jumadil Kubro di puncak Bukit Turgo, Kamis siang akhir Juni lalu. Dari Dusun Turgo, Purwobinangun, Sleman, Yogyakarta, butuh waktu sekitar satu jam untuk mencapai petilasan yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut itu.
Di kompleks petilasan itu terdapat area seluas separuh lapangan bulu
tangkis yang dilapisi keramik hitam. Pagar terali besi hijau setinggi
satu meter mengelilinginya. Di bagian tengah, ada bangunan berundak
berupa tumpukan tiga kubus. Keramik merah muda melapisi bangunan
serupa tugu mungil itu. Di salah satu sisi bagian teratas tugu tertera
tulisan Arab dan Latin berwarna hitam di atas batu pualam putih yang
menerangkan silsilah Syekh Jumadil Kubro.
Itulah salah satu makam dari sekian makam Syekh Jumadil Kubro. Syekh Jumadil Kubro disebut-sebut satu gerbong dengan Syekh Subakir
sebagai tokoh kunci proses islamisasi di Jawa pada sekitar abad ke-14
dan 15, sebelum Wali Songo. Dalam sejumlah literatur disebutkan nama
aslinya adalah Syekh Jamaluddin al-Husain al-Akbar. Lidah Jawa menjadikannya Jumadil Kubro.
Ia dikatakan sebagai cucu ke-18 Nabi Muhammad dari garis putri Nabi, Fatimah Az-Zahrah. Jumadil Kubro lahir di Samarkand, Uzbekistan,
Asia Tengah, pada 1349. Setelah dewasa, dia mengembara ke negeri
neneknya di Hadramaut. Di sana dia belajar dan mendalami beragam
ilmu, di antaranya ilmu syariah dan tasawuf, dari sejumlah ulama terkenal.
Jumadil Kubro memiliki tiga putra, yakni Maulana Ibrahim, Maulana Ishaq, dan Sunan Aspadi. Pada awalnya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…