Nuraeni Dan Polemik Lukisan Palsu Hendra Gunawan
Edisi: 22/44 / Tanggal : 2015-08-02 / Halaman : 48 / Rubrik : LAY / Penulis : Seno Joko Suyono, Dian Yuliastuti, Anwar Siswadi
Belum tuntas masalah kontroversi lukisan palsu Hendra Gunawan dan Sudjojono di Museum Oei Hong Djien, kini muncul sebuah buku yang berani menyajikan "Hendra-Hendra baru". Berjudul Hendra Gunawan Sang Pelukis Rakyat, buku itu diterbitkan kolektor, pialang saham, dan pedagang senjata Agung Tobing, yang merupakan sepupu jauh Oei Hong Djien. Lebih dari 200 materi lukisannya dikumpulkan Nuraeni, istri mendiang Hendra.
Sejumlah kritikus, pengamat, dan kolektor menyebutkan puluhan lukisan yang tercetak di buku tersebut palsu. Bahkan beberapa kritikus menyatakan bukan puluhan, melainkan 200-an, lukisan Hendra yang dimuat di dalam buku yang beredar terbatas itu bodong.
Nuraeni berkukuh bahwa lukisan yang dihimpunnya itu asli. Dia yakin bisa melihat keotentikan lukisan-lukisan itu lebih dari pengamat atau kolektor mana pun karena dia adalah istri Hendra Gunawan.
Nuraeni membolak-balik buku Hendra Gunawan Sang Pelukis Rakyat. Istri almarhum Hendra Gunawan yang di masa mudanya menjadi mayoret drum band Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) di Bandung itu kini berumur 68 tahun. Ia tampak segar. Ia mengaku puasanya pada Ramadan tak pernah putus. Ditemui di rumahnya di sebuah gang sempit di Bandung, ia menjelaskan lukisan-lukisan yang dimuat di buku itu.
"Insya Allah. Saya masih yakin seratus persen asli." Ia bangga terhadap buku tersebut. Menurut dia, buku itu merupakan bentuk penghormatan kepada suaminya, yang meninggal pada usia 65 tahun, 17 Juli 1983, di Bali. Ia menunjuk puisi-puisi dan surat-surat cinta Hendra Gunawan kepadanya yang dimuat di dalam buku itu. "Surat-surat yang selama ini hanya saya simpan."
Buku tersebut luks. Ada 239 repro lukisan Hendra, dengan rata-rata tertulis angka tahun 1969-1978, tahun-tahun ketika Hendra berada di penjara Kebon Waru, Bandung. Buku itu diterbitkan Agung Tobing, pialang saham dan kolektor lukisan. Acara peluncurannya di Grand Pasundan Convention Hotel, Bandung, pada Sabtu, 30 November 2013, cukup mewah. Buku tersebut memuat kata sambutan Menteri Koordinator Perekonomian saat itu, M. Hatta Rajasa. Juga sebuah artikel panjang dari akademikus Suwarno Wisetrotomo yang membahas biografi Hendra.
Buku yang tidak dijual di toko buku itu baru beredar tahun ini. Itu pun terbatas di beberapa balai lelang. Tapi pencinta seni yang bisa mendapatkannya banyak yang ragu terhadap lukisan Hendra yang dimuat di situ. Sekali pandang, bagi yang biasa melihat lukisan Hendra, terasa feeling tak enak. Penerbitan buku ini dianggap nekat. Belum reda masalah kontroversi lukisan palsu Hendra Gunawan dan Sudjojono di Museum Oei Hong Djien, kini muncul sebuah buku yang berani menyajikan "Hendra baru" dalam jumlah sangat banyak. Segera muncul dugaan buku itu ditujukan untuk penjualan lukisan. Apalagi lukisan Hendra sekarang berharga miliaran rupiah.
"Saya membeli buku ini Januari lalu di balai lelang Masterpiece. Harganya Rp 2,3 juta. Begitu melihat isinya, saya langsung curiga," kata Liong Hauw Ming, kolektor. Keluarga Ciputra pun kaget. "Kami terkejut melihat begitu banyaknya lukisan Hendra yang tidak pernah kami lihat di pasar atau diperlihatkan secara pribadi oleh Ibu Nuraeni selama ini kepada kami. Padahal ayah kami sangat dekat dengan keluarga Pak Hendra," ujar Rina, putri pengusaha Ciputra. Rina mengatakan, bersama ayahnya, berkali-kali ia ke Bandung bertemu dengan Nuraeni, tapi tidak ada lagi sisa lukisan Hendra.
Rina Ciputra ingat, pada 1988-1989, ia sedangkan gencar-gencarnya mengumpulkan lukisan Hendra untuk menambah koleksi, dan makin lama makin sulit. "Pernah ada karya Hendra yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…