Balapan Di Tengah Kemacetan

Edisi: 22/44 / Tanggal : 2015-08-02 / Halaman : 84 / Rubrik : EB / Penulis : Ayu Prima Sandi, Gustidha Budhiartie, Dini Pramita

DUA bulan terakhir, jadwal kerja Herni Johan jauh lebih longgar. Pengemudi ojek ini tak lagi harus datang pagi-pagi ke pangkalannya di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Urusan mencari penumpang kini semakin mudah sejak dia bergabung dengan perusahaan transportasi berbasis aplikasi mobile, GrabBike.

Berbekal telepon pintar, Mpok Jo—begitu perempuan 38 tahun ini biasa disapa—bisa memantau pergerakan konsumen di sekitarnya. "Tinggal sret, sret, sret saja di layar handphone," ujarnya sambil memperagakan seolah-olah sedang memegang gawai saat bercerita kepada Tempo, Selasa tiga pekan lalu.

Mpok Jo juga semakin ayem karena pemasukannya menjadi berlipat ganda. Dari semula hanya bisa membawa pulang uang bersih Rp 500 ribu per pekan, kini penghasilannya bisa mencapai Rp 16 juta sebulan. Baru-baru ini ia malah sempat pelesir ke Batam karena rezekinya yang tambah subur. "Sampai sana saya bingung, kok, duit enggak habis-habis," katanya berkelakar. Rencananya, ia bakal berlibur lagi ke tujuan lain, seperti Lombok dan Bali, dalam waktu dekat.

Kenyamanan bermula ketika perempuan yang sempat menjadi pekerja kantoran sebelum menjadi tukang ojek pangkalan ini memutuskan bergabung dengan GrabBike pada 16 Mei lalu. Kala itu, ada seorang pegawai pemasaran dari perusahaan anak cabang GrabBike Holdings tersebut menyambangi posnya. Tak ada ajakan muluk-muluk dari si petugas. Tapi Mpok Jo mempertimbangkan peluang keuntungan yang lebih jelas.…

Keywords: -

---

Foto Terkait