Setia Di Belakang Dwitunggal

Edisi: 25/44 / Tanggal : 2015-08-23 / Halaman : 46 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


Api kemerdekaan menjalar cepat ke Yogyakarta. Dua jam setelah Sukarno memaklumkan proklamasi-dan bendera Merah Putih berkibar di langit Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat-Masjid Besar Yogyakarta mengumumkan kabar itu kepada jemaah salat Jumat. Petang harinya, Ki Hajar Dewantara mengerahkan guru dan murid Taman Siswa berpawai sepeda keliling kota seraya memekikkan "merdeka".

"Nah, ini yang kutunggu-tunggu," ujar Sultan Hamengku Buwono IX seperti tertulis di buku Tahta untuk Rakyat: Celah-Celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX. Sang Raja bergerak cepat. Telegram cepat dari Yogyakarta meluncur ke Jakarta. Melalui kawat itu, Sultan mengucapkan selamat atas terbentuknya Republik Indonesia kepada Sukarno, Mohammad Hatta, serta Ketua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Dr Radjiman Wedyodiningrat. Dua hari kemudian, datang telegram susulan yang menegaskan: Yogyakarta "sanggup berdiri di belakang pimpinan" mereka. Paku Alam VIII dari Yogyakarta pun mengikuti jejak sang Raja.

Guru besar sosiologi Universitas Indonesia Selo Soemardjan mengatakan itulah pertama kali kerajaan di Indonesia menerbitkan sikap politik bergabung dengan Republik Indonesia. Sebagai perbandingan, Sunan Pakubuwono XII dan Mangkunegara dari Surakarta, tetangga Yogyakarta, baru menyatakan bergabung pada 1 September 1945. Lalu, Sultan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…