Operasi Senyap Memindah Ibu Kota
Edisi: 25/44 / Tanggal : 2015-08-23 / Halaman : 48 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,
Kereta itu berjalan mundur dari Stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Didorong sebuah lokomotif, kereta parkir tepat di belakang rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56 pada sore 4 Januari 1946. Setelah kereta terparkir, masinis mematikan mesin serta semua lampu di gerbong.
Tak lama kemudian, sore berganti malam. Di tengah keremangan Jakarta, sejumlah orang ke luar rumah, lalu mengendap-endap masuk ke kereta. Mereka adalah Presiden Sukarno-Wakil Presiden Mohammad Hatta beserta istri dan sejumlah menteri. Sejak sore, mereka telah berkumpul di rumah Sukarno. "Mereka pergi diam-diam agar tak diketahui Belanda," kata sejarawan Universitas Gadjah Mada, Djoko Suryo.
Waktu menunjukkan pukul 18.00 ketika kereta mulai berderak. Perlahan tapi pasti, lokomotif dan gerbong-yang kini tersimpan di museum transportasi Taman Mini Indonesia Indah-meninggalkan Jakarta. Hanya bercahayakan temaram bulan, kereta yang kemudian dikenal sebagai Kereta Luar Biasa itu melaju ke Yogyakarta.
Keberangkatan diam-diam Sukarno dan para menterinya merupakan bagian dari cerita perpindahan ibu kota Indonesia ke…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…