Selokan Penyelamat Rakyat

Edisi: 25/44 / Tanggal : 2015-08-23 / Halaman : 70 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


WAKTU itu 1943. Sudah saatnya Sultan Hamengku Buwono IX menyerahkan laporan hasil pertanian wilayah Kesultanan Yogyakarta tahun itu kepada pemerintah pendudukan Jepang. Namun ia tak hendak melaporkan apa adanya.

Jepang, yang mengalami serangkaian kekalahan di medan perang, sedang gencar-gencarnya merekrut romusha—orang setempat yang diperas habis tenaganya buat menyokong kepentingan militer kekaisaran, baik di dalam negeri maupun di Thailand dan Filipina. Banyak romusha yang pergi, tidak kembali lagi.

Dalam laporannya, Sultan memanipulasi angka produktivitas masyarakat wilayah Yogyakarta. ”Dibuat lebih rendah dari seharusnya,” kata sejarawan dari Universitas Gadjah Mada, Djoko Suryo, di kediamannya di Yogyakarta. Dari statistik itu, ia menunjukkan bahwa produksi
pertanian rakyatnya tergolong minus. Angka yang diajukannya menunjukkan hasil pertanian tak mampu mencukupi kebutuhan. Pertanian sistem tadah hujan selama ini hanya melahirkan kekeringan pada musim kemarau panjang dan banjir pada musim hujan.

Agar masyarakat terhindar dari kerja paksa itu, Sultan mengusulkan pembangunan saluran…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…