Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli: Indonesia Perlu Petarung

Edisi: 26/44 / Tanggal : 2015-08-30 / Halaman : 36 / Rubrik : WAW / Penulis : Retno Sulistyowati, Isma Savitri, Akbar Tri Kurniawan


Saat nama Rizal Ramli masuk jajaran Kabinet Kerja sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dalam perombakan yang dilakukan Presiden Joko Widodo, banyak yang heran karena sebelumnya ia beberapa kali melontarkan kritik keras kepada pemerintah. Pertanyaan pun merebak: siapakah yang "membawa" Rizal sehingga ia kini berada di jajaran pembantu presiden dan menduduki pos yang dulu dipegang Indroyono Soesilo itu?

Belum usai publik membincangkan hal itu, Rizal Ramli menyambungnya dengan serangkaian pernyataan kontroversial yang membikin panas kuping koleganya di kabinet, bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Rizal terang-terangan menyentil kebijakan pemerintah yang tak sejalan dengan pandangannya.

Menteri di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, misalnya, mengecam rencana pembelian pesawat Airbus A350 oleh PT Garuda Indonesia. Ia juga mengkritik proyek listrik 35 ribu megawatt dan kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurut ekonom yang mendirikan dan pernah memimpin lembaga konsultan Econit Advisory Group ini, pembelian Airbus A350 bakal bikin Garuda keok. Rizal juga menganggap proyek listrik 35 ribu megawatt tak realistis. Sedangkan dalam proyek kereta cepat, pria 60 tahun ini menuding ada pejabat yang "bermain".

Gara-gara serangkaian suara keras Rizal itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla sampai menegurnya. Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno pun sampai geregetan karena Rizal dianggapnya sudah ikut campur mengurusi Garuda, yang ada di bawah Kementerian BUMN. Tapi Rizal memilih cuek dan malah menantang Kalla berdebat terbuka soal proyek listrik.

Presiden Joko Widodo disebut Kalla sudah menegur Rizal. Namun Rizal membantah. Juga saat dipanggil Jokowi ke Istana pada Rabu sore pekan lalu, dia mengaku tidak ditegur. "Saya pikir saya akan dimarahi karena dipanggil, tapi enggak. Minggu depan saya diterima oleh Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di Malaysia," ujar Rizal dalam wawancara yang berlangsung lebih dari satu jam dengan Retno Sulistyowati, Isma Savitri, Akbar Tri Kurniawan, Devy Arnis, fotografer Aditia Noviansyah, dan videografer Dani dari Tempo di ruang kerjanya, Rabu petang pekan lalu.

Baru saja dilantik, Anda sudah bersilang pendapat dengan menteri lain dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Apa tujuan Anda?

Ya. Ini adalah jurus rajawali ngepret. Rajawali kan kukunya tajam. Dia biasa terbang di dunia bebas. Dia bawa angin dari luar yang lebih kuat. Dia bawa ke dalam, lalu dia kepret. Itu untuk shock therapy-nya. Habis itu, kita benahi, konsolidasi. Gitu aja ribet.

Termasuk yang Anda bilang ada menteri di balik proyek kereta cepat?

Ya, enggak usah menyebut namalah.

Kenapa Anda menerapkan gaya begitu?

Kalau enggak, kita akan berada dalam zona nyaman terus. Apa-apa sudah bagus, sudah bagus, gitu. Padahal kita kan perlu shock therapy. Caranya? Saya kan belum pernah ikut sidang kabinet, boleh dong ngomong bebas buat membikin perubahan lebih baik. Tadi rapat resmi, sidang kabinet, ya udah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…