Kuda Hitam Di Sayap Istana
Edisi: 28/44 / Tanggal : 2015-09-13 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Yandhrie Arvian, Agustina Widiarsi, Ananda Teresia
DALAM perjalanan pulang menuju kompleks menteri di Widya Chandra, Jakarta Selatan, telepon seluler Menteri Sekretaris Negara Pratikno berdering. Dari ujung telepon, ajudan Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan penting. Malam itu, Selasa pekan lalu, Pratikno diminta segera menyiapkan surat keputusan presiden.
Isinya: memberhentikan Luhut Binsar Panjaitan--yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan--dari posisi Kepala Kantor Staf Presiden. Jokowi juga meminta Pratikno menyusun keputusan presiden mengenai pengganti Luhut dan menyiapkan pelantikan di Istana Negara besok paginya.
Setelah menutup telepon, Pratikno menceritakan rencana pelantikan itu kepada Teten Masduki. Anggota Tim Komunikasi Presiden itu kebetulan menumpang mobil Pratikno. Teten sempat bertanya siapa pengganti Luhut, Pratikno menjawab tidak tahu. Tapi Pratikno sempat melontarkan guyonan. "Siapa tahu Pak Teten yang jadi," kata Teten, menirukan ucapan Pratikno, Kamis pekan lalu.
Dalam perjalanan, Pratikno langsung menyusun draf keputusan presiden. Ia menelepon Ari Dwipayana, staf khususnya, dan sejumlah pegawai Sekretariat Negara yang biasa menyiapkan dokumen serupa. "Pembuatan keppres itu mendadak," kata Pratikno.
Malam itu Pratikno juga menelepon Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala dan Kepala Protokoler Istana Irwansyah Wibisono. Keduanya diminta menyiapkan undangan sekaligus tempat pelantikan. Sebagian undangan disebar melalui grup Whatapps dan pesan pendek.
Tapi Pratikno tak mau gegabah. Ia meminta agar surat undangan tidak mencantumkan siapa pengganti Luhut. Sebab, Jokowi belum menandatangani surat keputusan. Malam itu Presiden menginap di Istana Bogor.
Menurut Pratikno, Jokowi baru meneken surat keputusan presiden keesokan harinya sekitar pukul 08.30, tak lama setelah ia tiba dari Bogor. Sebelum keputusan Nomor 91/P/2015 itu diteken, Jokowi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?