Nasib Buku Koleksi Yang Telantar

Edisi: 29/44 / Tanggal : 2015-09-20 / Halaman : 52 / Rubrik : IMZ / Penulis : Firman Atmakusuma, Dian Yuliastuti, Dini Teja


TOKO buku Edward Sitompul terlihat tak jauh berbeda dengan toko buku lain yang berada di kawasan Terminal Pasar Senen, Jakarta Pusat. Ruangan berukuran 2 x 3 meter itu disesaki buku-buku, yang kebanyakan buku bekas. Ia salah seorang pedagang buku lawas yang masih bertahan di Senen, tatkala banyak rekannya pindah ke lantai dasar pasar Blok M Square, yang kini menjadi sentra penjualan buku bekas di Jakarta.

Tapi, di lapak Edward ini, Jose Rizal Manua, sutradara teater anak-anak, "penggila buku" yang juga dikenal memiliki kios buku di teras Taman Ismail Marzuki, pernah terkejut menemukan puluhan buku koleksi seorang budayawan Indonesia.

"Pas saya ke situ beberapa tahun lalu, saya kaget ada ratusan buku koleksi Pak Wiratmo Soekito. Kok, bisa dijual di tukang loak. Ya, sudah, saya kasih uang lebih supaya si penjual enggak nawar macam-macam lagi. Langsung saya ambil semua," kata Jose.

Wiratmo Soekito adalah pengamat budaya, teater, dan politik luar negeri ternama. Ia konseptor Manifes Kebudayaan. Ia penulis aktif sejak 1950-an di mingguan Siasat, Star Weekly, dan Indonesia Raya. Ia meninggal pada 2001. Wiratmo dikenal sebagai kutu buku. Tulisannya selalu mengutip banyak pendapat tokoh. Pada 1960-an, intelektual seperti Arief Budiman konon sering mengunjungi Wiratmo untuk bisa membaca-baca buku filsafat atau psikologi yang susah didapatkan. Rumahnya di Jalan Setia Budi, Jakarta, penuh dengan tumpukan buku.

Dan siang itu, Jose Rizal ingat ia menemukan sekitar 300 judul buku koleksi pribadi Wiratmo di tempat loakan. "Semua masih dalam kondisi bagus. Saya membelinya dengan harga Rp 20-25 ribu. Saya beli borongan, tidak satuan. Saya enggak pilih-pilih lagi karena buku koleksi Pak Wiratmo pasti buku istimewa," ucapnya.

Menurut Jose,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…