Perang Teluk Tak Akan Meletus
Edisi: 31/20 / Tanggal : 1990-09-29 / Halaman : 30 / Rubrik : LN / Penulis :
BEDIL belum juga menyalak di Teluk. Yang berbunyi "dor" baru mulut. Suatu
keadaan maju-kena mundur-kena nampaknya akan terentang panjang di perbatasan
antara Arab Saudi yang dijaga pasukan AS dan sekutunya, dan Kuwait yang
diduduki Irak. Maka, orang pun mulai berharap: bila baik Presiden AS George
Bush maupun Presiden Irak Saddam Hussein terus menghabiskan waktu dengan
pidato, insya Allah, perang Teluk tak akan meletus.
; Tapi mungkinkah? Berbagai indikasi muncul berlawanan. Indikasi pertama: AS
seperti mengubah sasarannya. Dalam pidato yang disiarkan jaringan televisi
Irak dua pekan lalu, Presiden Bush mengatakan, tujuan satu-satunya pengiriman
pasukan Amerika ke Timur Tengah adalah menentang penyerbuan ke Kuwait. Irak
dan Amerika sedang menghadapi "konflik". Bukan perang. Perang, kata Bush,
bukan tak bisa dihindari.
; Ini agak berbeda dari gertakan Gedung Putih di awal ketegangan, beberapa jam
setelah Irak menyerbu Kuwait dan menjadikan negeri kecil itu provinsinya.
Waktu itu, yang terdengar dari AS adalah suara gemas untuk menghabisi
kekuasaan Saddam, dengan, tentu saja, menyerbu Irak. AS seakan sudah tinggal
menarik picu.
; Kini benar berubahkah AS? Satu hal jelas: situasi di lapangan mempersulit Bush
untuk menyerbu Irak, kecuali bila tentara Baghdad menyerbu dulu -- satu hal
yang nampaknya Saddam Hussein tak berani juga melakukannya. Analisa makin
mengecilnya kemungkinan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…