Saling Salip Perkara Victoria
Edisi: 31/44 / Tanggal : 2015-10-04 / Halaman : 36 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wayan Agus Purnomo,, ,
SETYA Novanto mengawali pertemuan tertutup dengan Jaksa Agung M. Prasetyo di ruang kerjanya dengan menunjukkan surat pengaduan PT Victoria Securities Indonesia. Pada pertengahan Agustus lalu, Victoria digeledah tim satuan tugas pemberantasan korupsi bentukan Kejaksaan Agung yang, menurut Setya, tidak menunjukkan identitas dan surat perintah penggeledahan.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu kemudian menganggap tim kejaksaan salah alamat karena menggeledah kantor Victoria Securities Indonesia di lantai 8 Panin Tower. Menurut dia, penggeledahan seharusnya dilakukan di kantor Victoria Securities International Corporation, pemenang lelang hak tagih piutang PT Adyaesta Ciptatama dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Menurut saksi yang mengetahui pertemuan itu, Setya lalu bertanya, "Mengapa Kejaksaan Agung menyelidiki lelang hak tagih Victoria Securities?"
Rapat antara pimpinan Dewan dan Jaksa Agung itu membuka aneka kejanggalan hiruk-pikuk kisruh penjualan hak tagih atau pengalihan piutang (cessie) pada Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Pertemuan itu dihadiri dua Wakil Ketua DPR, yaitu Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Mereka hanya mengundang Ketua Komisi Hukum DPR Aziz Syamsuddin dari Partai Golkar dan wakilnya, Desmond Junaidi Mahesa dari Partai Gerindra. Tiga wakil ketua komisi itu, yakni Benny Kabur Harman, Trimedya Panjaitan, dan Mulfachri Harahap, tak tercantum dalam surat undangan.
Setya memanggil Jaksa Agung hanya lima hari setelah Victoria mengirim surat pengaduan pada 13 Agustus lalu. Surat diteken Direktur Utama Yangky Halim, berisi permintaan "jaminan kepastian hukum menjalankan usaha di Indonesia". Victoria juga mengadukan tim kejaksaan yang, menurut perusahaan ini, tidak mengizinkan manajemen menyaksikan penggeledahan. Menurut Yangky, para penggeledah tak pernah menjelaskan pelapor, terlapor, dan pasal pidana yang dituduhkan.
Setya Novanto berdalih hanya meneruskan surat yang masuk. "Saya bicarakan dengan pimpinan DPR lain dan diputuskan mengundang Jaksa Agung," katanya ketika dimintai konfirmasi.
Pertemuan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…