Sambutan Di Ujung Lorong Gelap

Edisi: 33/44 / Tanggal : 2015-10-18 / Halaman : 56 / Rubrik : IMZ / Penulis : Sri Pudyastuti Baumeister, ,


Perjalanan ratusan kilometer penuh bahaya dan risiko itu tak berakhir sia-sia. Warga Jerman menyambut mereka dengan uang, baju, sepatu, mainan anak-anak, piring, gelas, selimut, seprai, lemari, tempat tidur, meja-kursi, juga sepeda. Untuk mengorganisasi sumbangan yang amat banyak itu, Niels, 31 tahun, desainer grafis di Hamburg, menyewa aula seluas 11 ribu meter persegi di ruang pameran.

Lebih dari 30 sukarelawan bekerja sejak pagi hingga sore, menyortir semua barang masuk. Sepatu perempuan dipisahkan dari sepatu laki-laki; yang besar dipisahkan dari yang kecil. Mainan anak-anak ditumpuk jadi satu. Berbungkus-bungkus peralatan higienis, deo, sabun mandi, pasta dan sikat gigi, serta tisu, dipak dalam ratusan karton, siap diangkut truk dan disalurkan ke tempat-tempat penampungan dan stasiun-stasiun kereta api.

"Saya sampai enggak sempat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…