Mahasiswa Populer Nihil Gelar

Edisi: 37/44 / Tanggal : 2015-11-15 / Halaman : 88 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


HIDUP KAMI! Hidup mahasiswa!" Pekik itu dilantangkan Sutomo pada suatu hari di pertokoan Cikini, Jakarta Pusat, awal 1966. Bukan berorasi, pemuda pejuang yang masyhur dengan nama Bung Tomo itu sekadar menyapa tiga mahasiswa yang melintas di kawasan tersebut.

Salah satu mahasiswa itu Rushdy Hoessein, kini sejarawan. "Saya masih tingkat I," kata Rushdy, mengenang perjumpaan tak sengaja dengan Sutomo.

Hari-hari itu gelombang unjuk rasa yang dilancarkan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan organisasi lain, seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia, yang didukung tentara masih menggelora di Jakarta dan daerah lain. Mereka menyuarakan tiga tuntutan: pembubaran Partai Komunis Indonesia, perombakan kabinet, dan penurunan harga.

Menurut Rushdy—saat itu mahasiswa tingkat I Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia—Bung Tomo sebagai penentang komunisme kerap menjadi "kompor" aksi mahasiswa dan pelajar.

Sutomo tergolong mahasiswa "telat". Dia baru mulai kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1959, di usia 39 tahun, jauh setelah masa perjuangan kemerdekaan berakhir. Menurut anak keduanya, Bambang Sulistomo, Bung Tomo memutuskan kuliah karena gusar terus-terusan diejek "kurang pendidikan" oleh para pejuang Surabaya.

"Bapak pernah dihina oleh orang-orang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…