Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek: Jangan Menyalahkan Dokter Terus

Edisi: 37/44 / Tanggal : 2015-11-15 / Halaman : 140 / Rubrik : WAW / Penulis : Stefanus Pramono, Cheta Nilawaty, Mitra Tarigan,


Kabut asap yang melanda sebagian wilayah Indonesia membuat Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek harus mondar-mandir Jakarta-Sumatera-Kalimantan selama dua pekan terakhir. Nila harus melakukan itu karena ingin memastikan pelayanan kesehatan di daerah terdampak asap dilakukan dengan baik. "Saya tiga kali pergi ke Palangkaraya selama dua pekan ini," kata Nila, Selasa pekan lalu.

Sudah lebih dari empat bulan kebakaran hutan di dua pulau itu belum juga teratasi. Korban pun mulai bertumbangan, baik yang jatuh sakit maupun meninggal, karena dampak langsung paparan asap. Di antara korban itu terdapat bayi. Kementerian Kesehatan tak pelak menuai sorotan tajam dan dinilai lamban dalam mengantisipasi bencana kemanusiaan ini.

Dokter kelahiran Jakarta 66 tahun silam ini membantah kantornya bereaksi lamban. Menurut dia, serangkaian kerja sudah dilakukan, dari menyiagakan puskesmas, mendirikan tenda isolasi, hingga mendrop obat-obatan. "Silakan menganggap kami enggak kerja," kata Nila.

Wartawan Tempo Stefanus Pramono, Cheta Nilawaty, Mitra Tarigan, Nur Alfiyah, Raymundus Rikang, Rusman Paraqbueq, videografer Ryan Maulana, dan fotografer Frannoto menemui Nila dalam dua kali kesempatan untuk wawancara di ruang kerjanya. Istri mantan Menteri Kesehatan Farid Anfasa Moeloek ini antusias menjawab semua pertanyaan seputar dampak kabut asap dan kinerja kementerian yang ia pimpin.

Namun, saat ditanya ihwal kasus gratifikasi terhadap kalangan dokter dari perusahaan obat, bahasa tubuhnya berubah. Berkali-kali Nila mengubah posisi duduknya. "Jangan membuat polemik," kata dia.

Dalam setiap sesi wawancara itu, Nila selalu didampingi Staf Khusus Menteri Bidang Peningkatan Kemitraan dan Pelayanan Kesehatan Primer, Diah Saminarsih. Pada kesempatan kedua, Nila juga mengajak Staf Khusus Menteri Bidang Tata Kelola Pemerintahan Yudhi Prayudha Ishak, yang ikut diminta memberi pendapat tentang kasus gratifikasi dokter.

* * *

Bencana asap sudah berlangsung beberapa bulan. Apa yang sudah dikerjakan Kementerian Kesehatan?

Saya berkunjung ke Sumatera dan Kalimantan beberapa kali, sebelum Presiden Joko Widodo pergi ke Amerika Serikat dan mendampingi selama beliau berkantor di daerah terdampak asap sepulang dari lawatan itu.

Saya memastikan puskesmas sangat siap menangani pasien infeksi saluran pernapasan. Alat yang tersedia juga representatif. Rumah sakit juga bagus dalam melayani pasien. Saya juga menjumpai ada rumah singgah di Palangkaraya milik Kementerian Sosial yang menampung warga terdampak. Akhirnya, kementerian juga mendirikan tenda isolasi.

Apa yang terdapat di tenda isolasi ini?

Di tenda isolasi, udara betul-betul murni dan bersih. Dibuat dengan dua lapisan sehingga asap tak bisa masuk. Jadi, dokter berjaga sambil mencari pasien yang diajak masuk ke tenda lokasi agar mendapat udara yang murni. Sayangnya, tenda isolasi harus pakai penyejuk udara sehingga perlu aliran listrik.

Berapa tenda isolasi yang didirikan kementerian?

Total ada sembilan, yang sifatnya temporer dan bisa dibongkar jika sudah tak dibutuhkan. Kementerian juga memanfaatkan pemondokan haji di sana untuk rumah singgah. Di pemondokan haji banyak kamar dan sudah ada tempat tidurnya. Kami tinggal menambahkan area permainan anak saja di pemondokan.

Bagaimana dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…