Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto: Ini Pembelajaran Buat Saya
Edisi: 38/44 / Tanggal : 2015-11-22 / Halaman : 164 / Rubrik : WAW / Penulis : Tulus Wijanarko, Bagja Hidayat,, Isma Savitri
PIDATO Wali Kota Bogor Bima Arya, 42 tahun, dalam acara konferensi internasional bertajuk "Unity in Diversity" di Kota Florence, Italia, 6 November lalu, menuai kritik. Pasalnya, dalam pidatonya, dia membanggakan toleransi beragama di Kota Hujan yang saat ini dipimpinnya.
Dalam konferensi yang dihadiri sekitar 100 wali kota dari seluruh dunia itu, Bima berbagi pengalaman soal pengelolaan konflik serta menjaga keberagaman dan persatuan. Dia juga menegaskan bahwa Bogor adalah kota yang tidak pernah menghadapi konflik sosial serius hingga mengancam persatuan warga.
Isi pidato tersebut dinilai jauh panggang dari api. Pasalnya, Kota Bogor masih dihangatkan oleh kasus Gereja Yasmin yang belum juga tuntas. Selain itu, orang belum lupa bahwa Pak Wali telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 300/1321-Kesbangpol tentang Imbauan Pelarangan Perayaan Asyura di Kota Bogor. Dengan larangan tersebut, kader Partai Amanat Nasional itu dianggap telah menghalangi kebebasan beragama dan tidak melindungi minoritas.
Terbitnya surat tersebut juga dinilai bahwa Bima sudah tunduk pada kelompok-kelompok intoleran. Tapi dia punya alasan. "Langkah itu diambil murni demi menjaga keamanan dan ketertiban," kata Bima kepada wartawan Tempo Tulus Wijanarko, Bagja Hidayat, Tito Sianipar, Isma Savitri, Raymundus Rikang, videografer Ryan Maulana, dan fotografer Frannoto yang menemuinya di kantor Matahari Nusantara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu pekan lalu.
Selama lebih dari satu jam dia menjawab banyak pertanyaan seputar perkembangan kehidupan beragama di Bogor, juga persoalan di kota tersebut. Bima minta beberapa informasi tak dikutip lantaran menyangkut analisis intelijen.
* * *
Anda mengeluarkan surat edaran pelarangan pemeluk Syiah merayakan Asyura, tapi tak berselang lama langsung menghadiri konferensi pluralisme di Italia. Kok, bisa?
Keberangkatan saya ke Italia atas ajakan Ibu Jamaluddin Suryohadikusumo (istri mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan) sebulan lalu. Semula saya tak yakin bisa berangkat karena jadwal yang begitu padat. Beliau bilang saya akan menghadiri konferensi wali kota sedunia tentang pluralisme. Ditambah lagi Wali Kota Florence langsung mengirim undangan ke Indonesia. Nah, saya baru memutuskan berangkat seminggu sebelum acara.
Kenapa Anda yang dipilih?
Saya mempersepsikan bahwa undangan itu bukan karena pencapaian tertentu, melainkan karena jejaring yang dibangun Ibu Jamaluddin. Kebetulan saya aktif di forum lingkungan hidup dan kenal para senior seperti Sarwono Kusumaatmadja, Siti Nurbaya, dan Erna Witoelar. Jadi ini tak ada hubungannya dengan prestasi yang diraih Pemerintah Kota Bogor.
Tapi kan ada pemimpin daerah lain yang lebih pantas berbicara di forum internasional tentang isu pluralisme?
Kebetulan karena beliau kenal saya. Kalau beliau kenal Azwar Anas, Bupati Banyuwangi, Pak Azwar yang berangkat. Kalau kenalnya Gubernur DKI Jakarta Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), ya, Ahok yang terbang ke Italia.
Sesampai di sana, tugas saya hanya menghadiri diskusi dan bertukar pikiran. Tamunya luar biasa. Dario Fo dan Tawakkol Karman yang memenangi Nobel Perdamaian hadir. Wali Kota Palestina dan Turki pun datang.
Dari sekadar hadir, lalu mengapa tiba-tiba ikut memberi pidato?
Saya langsung disambut Wali Kota Florence. Dia bilang, "Tomorrow we're going to give a speech." Kaget saya. Ada sekitar 100 pemimpin dan wali kota, tapi tidak semua mau bicara dan diberi kesempatan berbagi pengalaman. Mereka memberikan kesempatan itu kepada saya karena paham Indonesia negara besar. Ya sudah, saya menceritakan soal Bogor.
Di dalam negeri, pidato Anda dicibir karena tak menyinggung isu GKI Yasmin dan surat edaran yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…