Menanti Tarian Lumba-lumba
Edisi: 38/44 / Tanggal : 2015-11-22 / Halaman : 68 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,
Bahkan sebagian pantai tak hanya menyuguhkan keindahan pesona bahari, tapi juga mengajak wisatawan mencintai alam lewat ekowisata yang dikembangkan masyarakat lokal. Pengunjung Pantai Clungup dan Gatra diajak berpartisipasi dalam konservasi hutan pesisir dengan menanam mangrove, serta menjaga terumbu karang dengan tidak merusaknya saat snorkeling di Pantai Tiga Warna.
Di bawah matahari yang beranjak naik pada akhir Oktober lalu, Tony Asaribab mendayung sampannya menyusuri hutan bakau di kawasan Kondang Buntung, Sendangbiru. Sampan mengapung pelan-pelan, melewati alur sungai yang sempit. Pohon bakau yang rimbun berjajar memagari sungai. Sebagian besar jenis pohon Rhizospora sp dan pohon api-api, yang akar pensilnya menjuntai dan menyebar.
Saban pagi, sebelum bertugas menjaga Pantai Tiga Warna, pria asal Papua yang meninggalkan pekerjaannya sebagai awak kapal dagang itu berkeliling mengontrol kawasan hutan bakau di Kabupaten Malang tersebut.
Rutinitas itu telah Tony jalani sejak 2005. Dia hafal setiap jengkal hutan bakau seluas sekitar 40 hektare itu. "Sampai sekarang masih ada saja penduduk yang suka menebang batang pohon mangrove," kata pria kelahiran Biak Numfor 48 tahun lalu itu, yang "terdampar" di Sendangbiru sejak 1995.
Sempat rusak karena pembabatan besar-besaran pasca-Reformasi 1998, hutan bakau tersebut kini mulai tumbuh lagi. Sepanjang 2004-2005, secara sukarela seorang warga Sendangbiru bernama Saptoyo, 46 tahun, bersama 25 rekannya rutin menanam bakau di sana dari hasil pembibitan sendiri. Kecintaan mereka untuk menjaga alam kemudian diikuti dengan membentuk komunitas pelestari hutan Bhakti Alam.Tony adalah anggota komunitas Bhakti Alam.
Dulu luas hutan bakau di kawasan Sendang biru pernah mencapai ratusan hektare. Kemudian menjadi tinggal 73 hektare. Itu pun sebagian rusak dan hanya menyisakan bonggolnya. Penggundulan hutan mengakibatkan erosi tanah di pesisir Sendangbiru. Tanah longsor hingga ke laut dan merusak ekosistem laut, termasuk ikan. Sendangbiru, yang semula kaya dengan ikan, tiba-tiba paceklik pada 2000-an. Sampai-sampai Pemerintah Kabupaten Malang mengirimkan bantuan beras untuk warga di sana. Sendangbiru yang makmur sebagai penghasil ikan menjadi daerah miskin.
Setelah berjalan hampir 10 tahun, langkah Saptoyo dan komunitas Bhakti Alam membuahkan hasil. Lahan bakau yang telah dipulihkan mencapai 73 hektare, termasuk di kawasan Kondang Buntung, yang setiap pagi dikontrol oleh Tony. "Ikan kini mulai banyak ditemukan lagi di perairan sekitar hutan mangrove ini," ujar Tony sambil terus mendayung sampannya.
Keberhasilan itu membuat Perhutani mengajak Bhakti Alam bekerja sama mengelola kawasan hutan Sendangbiru, termasuk delapan pantai di sana: Pantai Clungup dan Gatra (kawasan konservasi bakau), Pantai Bangsong dan Teluk…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…