Ganefo, Ganefo...

Edisi: 39/44 / Tanggal : 2015-11-29 / Halaman : 52 / Rubrik : SN / Penulis : Pito Agustin Rudiana, Dian Yuliastuti, Seno Joko Suyono


SEBANYAK 17 ibu berkebaya putih dan bersanggul itu dengan bersemangat menyanyikan Viva Ganefo, lagu yang sangat Sukarnois. Lagu ini pada 1960-an diciptakan oleh pengarang lagu Asmoro untuk menyambut diselenggarakannya Games of the New Emerging Forces (Ganefo) 1963.

Ganefo kita tahu adalah pesta olahraga negara-negara berkembang yang digagas Sukarno dan diboikot negara Barat. Tapi Ganefo, sesuai dengan motonya, Onward! No Retreat (Maju Terus, Jangan mundur), tetap berjalan. Para seniman muda yang berkumpul di Jogja National Museum, Gampingan, 1 November lalu, yang semuanya pasti tak pernah mendengar lagu ini, seperti tersetrum. Gemuruh. Mendadak sontak mereka ikut menyanyi tatkala ibu-ibu itu menyuarakan Bangun Pemudi-Pemuda, mars perjuangan yang lebih mereka kenal.

Para ibu ini menamai diri Paduan Suara Dialita, alias paduan suara "Di Atas 50 Tahun". Malam itu, dalam pembukaan Biennale Jogja XIII, mereka membawakan lagu-lagu heroik 1960-an, seperti Padi untuk India ciptaan A. Ali, yang bertema solidaritas Indonesia untuk India yang kekurangan pangan. Lalu Asia Afrika Bersatu ciptaan Sudharnoto, komponis yang kita kenal menciptakan lagu Garuda Pancasila.

Sebagian ibu-ibu itu pernah ditahan di Kamp Plantungan karena peristiwa 1965. Suami atau keluarga mereka pernah dibui di Pulau Buru. Ada Astuti Ananta Toer, yang merupakan istri sastrawan Pramoedya Ananta Toer (almarhum), dan Irina Dayasih, putri Njoto (almarhum), Wakil Sekretaris Jenderal II Partai Komunis…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.