Akun Bersama Mafia Minyak

Edisi: 40/44 / Tanggal : 2015-12-06 / Halaman : 102 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Retno Sulistyowati, Ayu Prima Sandi, Gustidha Budiartie


DUA menteri dijadwalkan menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Mariani Soemarno tiba lebih dulu. Tapi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, yang baru pulang dari Timur Tengah, datang terlambat. Rencana pertemuan "segitiga" pada Jumat sore tiga pekan lalu itu batal.

Meski bertemu sendiri-sendiri, materi yang mereka laporkan kepada Jokowi sama, yakni hasil audit forensik terhadap Pertamina Energy Trading Limited (Petral) terkait dengan pengadaan minyak oleh Pertamina Energy Services (PES), anak usaha Petral di Singapura. "Saya menjelaskan isi audit kepada Presiden secara ringkas," kata Sudirman, Kamis pekan lalu.

Dari laporan audit setebal 370 halaman itu, Sudirman menyampaikan resume singkat sebanyak lima lembar. Paparan ringkas itu menyebutkan ada banyak kejanggalan dalam pengadaan minyak yang dilakukan Pertamina Energy Services. Hasil audit yang rampung pada akhir Oktober ini juga mengungkap ada kebocoran informasi dan pihak ketiga dalam mempengaruhi proses bisnis Petral.

Audit forensik yang digelar sejak awal Juli ini dilakukan setelah Pertamina melikuidasi Petral pada Mei lalu. Petral merupakan "tangan" Pertamina dalam jual-beli minyak mentah dan produk bahan bakar minyak. Tahun lalu saja Petral mengimpor 333.500 barel minyak mentah per hari. Angka itu belum termasuk nilai impor 1.309 barel per hari Pertamax, 115.400 barel per hari Premium, 6.149 barel per hari avtur, dan 32.140 barel per hari solar. Dari sisi omzet, pendapatan Petral dua tahun lalu US$ 33,35 miliar atau dengan kurs saat ini sekitar Rp 460 triliun.

Perputaran uang superjumbo inilah yang menyebabkan Petral disebut-sebut sebagai sarang "mafia" impor minyak dan BBM. Karena itu, direksi Pertamina menggelar tender untuk memilih auditor independen. Tugasnya: memeriksa transaksi Petral sejak 2012 hingga 2014. Auditor asal Australia, KordaMentha,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…