Irzal Rakhmadani Dokter Yang Merasa Tertampar

Edisi: 44/44 / Tanggal : 2016-01-03 / Halaman : 54 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


Tiap habis salat zuhur, Irzal Rakhmadani mengemasi barang-barangnya, lalu memasukkannya ke ransel. Dua barang yang tak boleh dilupakannya: stetoskop dan tensimeter. Setelah semuanya beres, dengan sepeda motor bebeknya, ia pun berangkat menuju kantor World Wild Fund for Nature (WWF) Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang berjarak tiga kilometer dari rumahnya.

Dengan rutinitas ini, ditambah kegiatan yang sama di beberapa lokasi lainnya di Palangkaraya, praktis ia telah menangani sekitar seribu pasien. Ya, itulah yang dilakukan dokter Irzal ketika asap pekat menduduki kota itu tahun ini. Salah satu peristiwa yang meninggalkan bekas mendalam terjadi ketika ia dan kawan-kawannya mengunjungi sebuah tempat penampungan korban pemutusan hubungan kerja dari sebuah perusahaan sawit di Jalan Badak Ujung, Palangkaraya.

Pertengahan September lalu, 15 relawan Earth Hour Palangkaraya berkumpul di kantor WWF untuk menolong para korban asap di situ. Irzal menyaksikan sesuatu yang menyesakkan.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…