Paz
Edisi: 34/20 / Tanggal : 1990-10-20 / Halaman : 31 / Rubrik : CTP / Penulis : MOHAMAD, GUNAWAN
SETIAP tahun kita diminta ikut menghormati kesusastraan. Tahun ini penghormatan itu datang menjemput puisi Hadiah Nobel diberikan kepada Octavio Paz, penyair Meksiko itu, seakan-akan untuk mengingatkan bahwa dunia belum bersepakat untuk membunuh sajak-sajak.
Artinya, harapan masih ada. Dunia rohani kita, dari mana kata-kata mendapatkan sebagian dari ruhnya kembali, belum terkuras habis.
Manusia -- setidaknya di abad ke-20 memang telah terengah-engah, membanting tulang dan jiwa dan pikiran, untuk membuat sejarah, membuat proyek. Masa lalu adalah target yang telah dilintasi, masa depan adalah target yang belum dicapai, dan di antara itu ia, tiap kali (seraya menggeliat dari tidur yang resah), hanya bertanya, "Apa yang harus dibikin selanjutnya." Ia terpusar-pusar dalam gema pertanyaan itu yang berulang. Ia sering tidak mendengar suara lain. "Puisi adalah suara lain itu," kata Octavio Paz. "Bukan suara sejarah atau antisejarah, melainkan suara yang, dalam…
Keywords: Goenawan Mohamad, Octavio Paz, Hadiah Nobel Kesusastraan 1990, Mayakowksi, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…