Teater Payung Hitam Ayunan Batu Rachman Sabur

Edisi: 46/44 / Tanggal : 2016-01-17 / Halaman : 54 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


Tujuh buah batu sebesar kepala yang tergantung bergerak menerjang ke segala penjuru. Ayunannya keras. Tatkala para aktor berkelit, ayunan itu selalu hanya beberapa inci dari tubuh mereka. Sedikit saja mereka lengah atau terlambat bereaksi, batu itu akan menghantam tubuh mereka. Batu itu bisa meremukkan kepala mereka.

Berkali-kali Merah Bolong Hitam Doblong disajikan Teater Payung Hitam, tapi tetap selalu mampu menjadi tontonan yang menegangkan. Apalagi pada Agustus tahun lalu di Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta, saat Rachman Sabur sang sutradara menambah variasi dan bobot teror. Tiba-tiba dari atas jatuh guyuran hujan kerikil di sela-sela tubuh aktor, menimbulkan bunyi gemuruh luar biasa di lantai Teater Luwes yang berpapan kayu. Atau tatkala ayunan batu menghantam seng di bagian belakang menyuarakan bunyi dentang yang membuat ngilu. Juga ketika batu-batu digerojokkan dari lubang dinding seng.

Di Teater Luwes, malam itu Rachman Sabur menyajikan konflik terus-menerus antara batu dan tubuh aktor. Batu menjadi aktor sendiri yang hidup. Sama sekali tak ada musik kecuali bunyi hantaman ayunan batu, curahan batu dari atas, dan bunyi kemrosak batu di ember-ember yang digoyang-goyangkan para aktor. Dari menit pertama sampai terakhir, penonton tercekam. Penonton yang duduk di deretan pertama sampai ngeri. Seolah-olah batu-batu itu melayang ke arah mereka.

Bisa dibayangkan tatkala pada Desember tahun lalu Merah Bolong dipentaskan di Universitas Washington, Seattle, Amerika Serikat. Merah Bolong di sana diterjemahkan menjadi Red Emptiness. "Susah menerjemahkan kata Bolong yang dimaksud Rachman Sabur ke dalam bahasa Inggris, karena Bolong itu lebih dimaksudkan sebagai kekosongan," tulis sebuah ulasan dari Universitas Washington. Teater Payung Hitam di sana disebut Black Umbrella Theater. Dalam kesempatan itu, sesudah pertunjukan, Rachman Sabur melakukan diskusi panel dengan pemerhati teater Indonesia dari Amerika, antara lain Profesor Michael Bodden, Profesor Laurie Sears, dan Profesor Mark…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…