Faisal Oddang Dan Kematian Itu Pun Akrab

Edisi: 46/44 / Tanggal : 2016-01-17 / Halaman : 58 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


Ini kisah kematian. Dimulai dengan kematian seseorang diakhiri dengan kematianmu. Iya, kematianmu. Tidak usah terkejut," Faisal Oddang membuka kisahnya dalam novel perdananya, Puya ke Puya. Kematian menjadi kerangka seluruh narasi dan pengikat subplot-subplot di sekujur novel sepanjang 218 halaman ini.

Namun kematian di sini tak digambarkan sebagai ketakutan, kecemasan. Faisal meletakkannya dengan latar masyarakat Toraja, yang memandang kematian sebagai sesuatu yang akrab. "Kebanyakan orang Toraja merayakannya sekarib masa lalu kepada kenangan," tulis Faisal.

Dalam pandangan mereka, orang yang meninggal akan masuk ke alam roh dan berjalan menuju puya, alam tempat menemui Tuhan. Untuk mengantar sampai ke puya, keluarga dan kerabatnya akan menggelar rambu solo, upacara penyempurnaan kematian yang ditandai dengan pesta dan penyembelihan hewan-hewan kurban. Upacara itu sangatlah mahal dan Allu Ralla, pemuda yang masih kuliah di Makassar, tak sanggup menggelarnya ketika ayahnya, Rante Ralla, meninggal.

Selama upacara belum digelar, orang yang meninggal dianggap sedang sakit, sehingga jasadnya dibaringkan di tempat tidur dan selalu dihidangkan makanan, minuman, rokok, dan bahkan tetap diajak bercakap-cakap, meski komunikasi itu tak pernah sungguh-sungguh tersambung. Di satu bagian, kita akan menemukan bagaimana…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…