Racikan Urea Bom Thamrin
Edisi: 47/44 / Tanggal : 2016-01-24 / Halaman : 40 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Mustafa Silalahi, Mardiyah Chamim, Avit Hidayat
KOPI hitam dan kue muffin menemani obrolan Frank Feulner dan Johan Kieft pada Kamis pagi pekan lalu. Frank sempat melirik jam di telepon seluler miliknya, yang saat itu menunjuk angka 10.10. Warga negara Jerman ini sudah berada di Indonesia sejak 1997 dan bekerja sebagai konsultan di sebuah lembaga internasional. Sedangkan Johan bekerja sebagai Koordinator Unit Ekonomi Hijau Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia. Kedua sahabat lama itu berbagi cerita tentang pengalaman liburan akhir tahun bersama keluarga masing-masing.
Sambil mengobrol, Frank sesekali melemparkan pandangan ke berbagai sudut gerai kopi Starbucks di Menara Cakrawala, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, tempat ia dan Johan bertemu. Ia memperkirakan ada 12 pengunjung yang sedang ngopi, menyebar di sofa dan bangku di berbagai sudut gerai. Salah satunya Manfred Stoifl, kenalannya, yang duduk di dekat meja pemesanan. "Kami duduk di sofa, bersebelahan dengan dinding kaca yang menghadap ke Jalan Thamrin," katanya kepada Tempo, Kamis malam pekan lalu.
Tujuh pria yang berada di sisi kiri meja barista yang mengarah ke pintu toilet mencuri perhatiannya. Mereka berdiri mengitari meja yang lebih tinggi daripada meja lain di gerai itu. Frank sempat membatin, pengunjung biasanya selalu mencari sofa yang nyaman untuk mengobrol, bukan malah berdiri. Hampir semuanya berbaju hitam.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…