Pemangsa Bermodus Getok Ular

Edisi: 48/44 / Tanggal : 2016-01-31 / Halaman : 68 / Rubrik : KRI / Penulis : Yuliawati, Bram Setiawan, Rofiqi Hasan

DENGAN tangan diborgol, Robert Andrew berjalan menunduk ketika digiring menuju ruang tahanan Kepolisian Daerah Bali, Selasa dua pekan lalu. Lelaki 70 tahun itu seperti hendak menyembunyikan wajahnya yang bercambang lebat menjuntai sampai dada.

Hari itu polisi memeriksa Robert sebagai tersangka dugaan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Sehari sebelumnya, polisi menangkap warga negara Australia itu setelah menerima laporan dugaan pencabulan atas 15 anak berusia 7-16 tahun.

Juru bicara Polda Bali, Komisaris Besar Hery Wiyanto, mengatakan polisi menduga jumlah korban kejahatan Robert lebih banyak. Soalnya, di buku catatan harian Robert, polisi menemukan daftar 32 anak. Sebanyak 15 nama di antaranya klop dengan nama korban yang dilaporkan ke polisi. "Kami masih menelusuri nama-nama lain," kata Hery, Kamis pekan lalu.

Menurut Hery, polisi telah lama mencurigai Robert. Mulanya, pada 27 Juli 2010, Polda Bali menerima pemberitahuan dari perwakilan Kepolisian Australia, Australian Federal Police (AFP), di Denpasar. Setelah ledakan bom Bali, sejak 2004, AFP memang membuka kantor perwakilan di Konsulat Jenderal Australia di Denpasar. Sejak itu, polisi Australia dan Polda Bali kerap bertukar informasi seputar kejahatan lintas negara, seperti terorisme, perbudakan seks, kejahatan seksual terhadap anak-anak, dan penyelundupan manusia.

Perwakilan AFP, menurut Hery, mengabarkan bahwa Robert sering membawa anak perempuan ke rumah kontrakannya di Legian, Kuta.…

Keywords: -

---

Foto Terkait