Wabah Buta Baca
Edisi: 34/20 / Tanggal : 1990-10-20 / Halaman : 78 / Rubrik : PDK / Penulis :
KENELEN, 13 tahun, seperti terkunci mulutnya ketika ayahnya menyuruh membaca
tulisan. Tentu saja, Ibnu Hajar, orangtua murid kelas IV SD Negeri Muara Aman,
Lahat, itu kaget melihat anaknya tak becus membaca dan menulis.
; Ibnu pun lantas menyelidik, apakah teman-teman anaknya juga tak mengerti membaca
dan menulis. Ternyata benar. Sebagian besar anak SD terkena wabah "buta baca dan
tulis".
; Langkah Ibnu tak berhenti di situ. Ia lantas melapor ke kepala desa.
Atas prakarsa kepala desa lalu diadakan rapat BP3 (Badan Pembantu Pelaksana
Pendidikan), yang terdiri dari para orangtua murid. Waktu itu hadir juga
Kepala SD Muara Aman. Pihak orangtua mempersoalkan anak-anaknya yang tak
mampu membaca dan menulis. Tentu saja kritik orangtua murid itu membuat kepala
sekolah tersinggung. "Kalau BP3 keberatan, silakan mengadu ke atasan saya,"
kata Wastu ketika itu, seperti ditirukan Ibnu.
; Potret remaja lulusan SD ataupun yang masih duduk di sekolah di Kecamatan Pasmah
Air Keruh, Lahat, benar-benar memprihatinkan. Mereka hampir tak mengenali huruf
dan angka. Apalagi membaca dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…