Abdul Aziz : Jangan Tanya Masa Lalu Saya
Edisi: 52/44 / Tanggal : 2016-02-28 / Halaman : 42 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Rezki Alvionitasari , ,
Nama Abdul Aziz berkibar setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan akan menggusur kawasan Kalijodo karena berada di jalur hijau, di atas lahan milik negara. Rencana itu membuat orang yang dikenal sebagai "penguasa Kalijodo" ini tampil ke publik menyuarakan penolakan penertiban kawasan hiburan kelas bawah terbesar di Ibu Kota itu.
Kemunculan pertama Daeng Azizââ¬âdemikian ia kerap disapaââ¬âadalah saat ia menyambangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Senin pekan lalu. Kepada Komisioner Hafid Abbas yang menemuinya, ia mengeluhkan rencana penggusuran tersebut. Kemudian Aziz mengadukan persoalan itu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta. Bersama beberapa tokoh warga, dia mengadukan nasib mereka yang akan kehilangan tempat tinggal dan penghasilan jika Kalijodo dibersihkan.
Aziz saat ini menguasai pasokan bir untuk kawasan hiburan yang dikenal dengan prostitusi dan perjudian itu. Selain itu, pria 47 tahun ini memiliki tempat hiburan bernama Intan Bar. "Saya cuma pengusaha di sini," kata Aziz. Saat ditemui, ia mengenakan arloji dan gelang emas serta dua cincin besar di jarinya. Kalijodo, bagi Aziz, adalah sumber penghasilan dan penghidupan.
Sempat menolak diwawancarai, Daeng Aziz akhirnya bersedia menerima wartawan Tempo Rezki Alvionitasari pada Jumat pagi pekan lalu di Intan Bar. Dia mengungkapkan mau menerima wartawan Tempo karena sama-sama berasal dari Sulawesi Selatan. Aziz hanya menyenggangkan sekitar 38 menit waktunya untuk wawancara sembari menyesap kopi susu dan rokok Gudang Garam. "Kopi itu komando orang pinggiran," ujarnya, terbahak.
Selama wawancara, dia ditemani seorang pria yang belakangan diketahui bernama Abdul Kadir Karaeng Ledeng, sepupu Aziz yang dulu membawanya ke Jakarta. Petikan wawancara berikut ini adalah gabungan dengan keterangan Aziz di berbagai tempat sebelumnya yang juga diperoleh wartawan Tempo lain.
* * *
Bagaimana cerita pertama kali Anda sampai ke Kalijodo?
Saya ke sini pada 1989 akhir, dibawa kakak sepupu saya, Abdul Kadir Karaeng Ledeng. Dia keturunan raja. Kami sama-sama asal Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Apa yang Anda lakukan ketika itu?
Kami punya warung-warung kecil gitu. Jual minuman, rokok, Fanta. Sampai akhirnya saya dipercaya oleh perusahaan bir untuk menjual produknya. Kalau sudah laku, baru saya bayar. Jadi cuma modal percaya.
Anda pernah bentrok dengan kelompok lain pada tahun 2000-an. Bagaimana ceritanya?
Itu tidak usah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…