Menyoal Si Saudara Kembar

Edisi: 05/24 / Tanggal : 1994-04-02 / Halaman : 39 / Rubrik : NAS / Penulis : IVH


AGAMA dan negara bak saudara kembar. Keduanya berhubungan erat dan saling memerlukan. Agama membutuhkan negara untuk berkembang secara teratur. Negara pun menghendaki keberadaan agama sebagai dasar etika moral." Pemikiran ini dilontarkan Al-Ghazali, imam besar yang hidup 900 tahun lampau. Namun, ketika Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung mengutip kata-kata imam itu saat berpidato di pesantren Nurul Hakim (Lombok) dan Bata-bata (Pamekasan), pertengahan Februari lalu, tak urung terasa itu seolah rumus mutakhir yang menjelaskan hubungan antara negara dan agama.

Hubungan itu kemudian jadi bahan diskusi dalam seminar bertajuk "Refleksi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka", yang berlangsung di Jakarta, untuk menyambut ulang tahun ke-25 Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, pekan silam. Lumayan ramai silang debatnya. Apalagi, beberapa pekan sebelumnya, dalam wawancara dengan sebuah majalah Jakarta, Komandan Sekolah Staf Komando ABRI Mayor Jenderal Theo Sjafei berpendapat: mengatur hubungan warga dengan negara berdasar ajaran agama persis notulen rapat sidang konstituante di akhir 1950-an.

Yang dimaksudnya di sini tentu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?