Dari Kaligrafi Ke Umrah
Edisi: 30/44 / Tanggal : 2015-09-27 / Halaman : 69 / Rubrik : MEM / Penulis : Heru Triyono, ,
Sebelum pelaksanaan proyek patung kaligrafi itu, saya berpikir keras apa jenis kayu yang tahan cuaca karena patung itu akan terpajang di luar ruangan. Ketika itu saya langsung menjatuhkan pilihan kepada kayu ulin (kayu besi) yang terdapat di Kalimantan Selatan.
Waktu itu saya hitung-hitung harga patung yang akan dibuat 80 ribu dolar Amerika. Harga itu sudah saya bicarakan dengan istri (Sulastri, istri kedua; setelah istri pertama, Prayati, meninggal) dan dia setuju. Ketika tiba hari kesepakatan dengan Farsi, saya ajukan lima gambar sketsa patung kaligrafi ke dia, dan dia menyukai semuanya.
Mohammed Said Farsi adalah kolektor seni ternama yang membuat Jeddah sebagai kota galeri seni dunia.
Saking senang sekaligus grogi, saya justru lupa hitung-hitungan harga 80 ribu dolar Amerika yang sudah saya bicarakan dengan istri itu. Ketika menuju kesepakatan final yang bertempat di rumah Gubernur (DKI Jakarta) Tjokropranolo, malah saya kebingungan sendiri dan asal menyebut saja harga semua patung saya itu. "Bagaimana dengan 20 ribu dolar Amerika?" kata saya, Farsi menjawab," Deal". Dan akhirnya sepakat dengan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…