Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi: Indonesia Selalu Ada Untuk Palestina

Edisi: 04/45 / Tanggal : 2016-03-27 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Tulus Wijanarko, Purwani Diyah Prabandari, Natalia Santi


SEPEKAN setelah Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) digelar di Jakarta, awal Maret lalu, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi terbang ke Amman, Yordania. Misinya adalah melantik konsuler kehormatan Indonesia untuk Palestina, Maha Abu-Shusheh, yang ditunjuk Presiden Joko Widodo. Konsul kehormatan ini berkedudukan di Ramallah, Palestina.

Menurut rencana, Menteri Retno akan masuk ke Palestina lewat Yordania pada 13 Maret dengan menumpang helikopter. Tapi, pada detik-detik terakhir, pemerintah Israel mencabut izin bagi delegasi Indonesia terbang di atas wilayahnya. "It's fine. Tak jadi masalah," kata Retno, 53 tahun.

Lalu terjadilah kesibukan luar biasa agar misi utama melantik Maha tidak gagal. Rencana B lalu disiapkan, yakni melantik pengusaha sukses itu di Amman. Dan itu butuh persiapan matang di tengah tekanan waktu. Retno, misalnya, harus selalu memantau posisi Maha, yang mesti bergeser ke Amman. Untuk meredakan ketegangan, Retno menyempatkan diri berolahraga. "Saya joging sekitar 45 menit," ujarnya, lalu tertawa.

Di bawah koordinasinya, pelantikan Maha berjalan sukses. Presiden Jokowi memuji determinasi Retno mengatasi situasi itu. Dan Retno mengisahkan perjalanan diplomatiknya tersebut kepada Tulus Wijanarko, Purwani Diyah Prabandari, Natalia Santi, Raymundus Rikang, videografer Ryan Maulana, dan fotografer Subekti pada Selasa pekan lalu—masih pada hari yang sama dengan kedatangannya dari Yordania. "Aku masih jetlag ini," tuturnya.

Mengenakan batik bernuansa putih, celana bahan hitam, dan bandana yang senada dengan warna rambutnya, Retno juga menguraikan posisi Indonesia dalam konstelasi Timur Tengah yang sangat dinamis.

* * *

Rencana pelantikan konsuler kehormatan Indonesia untuk Palestina di Ramallah batal karena pencabutan izin melintas di wilayah udara Israel.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Saya berangkat dari Indonesia pada 12 Maret pagi dan sampai Amman, ibu kota Yordania, pada hari yang sama. Rencananya, dari Amman menuju Ramallah, ibu kota Palestina, menggunakan helikopter pemerintah Yordania melintasi wilayah udara Israel. Helikopter yang kami tumpangi akan mendarat di helipad kantor Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Sebenarnya sejak Desember tahun lalu, ketika pembicaraan tentang penunjukan konsuler kehormatan dimulai, hingga 12 Maret tengah malam tak ada informasi negatif soal izin melintas. Namun, menjelang 13 Maret dinihari, saya mendapat kabar bahwa overflight clearance ditolak Israel. It's fine. Tidak jadi masalah.

Ada penjelasan dari Israel tentang penolakan izin melintas itu?

Bagi saya, alasan itu menjadi tak penting. You can create the reason. Bahkan sejuta alasan pun bisa dibuat. Bagi saya, mereka tetap tak mau memberikan izin.

Hal itu membuat Anda marah?

Enggak. Saya tak marah.

Benarkah kabar bahwa Israel mengajak Indonesia bertemu setelah menerbitkan penolakan itu?

Saya tak pernah mendapatkan undangan bertemu secara resmi. Tapi, jika ada permintaan seperti itu, pertanyaannya: "Can I do that?" Andaikan ada undangan tersebut, sangat sulit menjawab permintaan Israel karena tak ada hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel.

Apa yang Anda lakukan setelah menerima kabar izin melintas ditolak Israel?

Sejak 13 Maret dinihari sampai subuh, kami berkomunikasi intensif dengan Ramallah, baik dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki maupun dengan konsuler kehormatan Indonesia untuk Palestina, Maha Abu-Shusheh. Saya juga menghubungi Duta Besar Palestina di Jakarta dan pemerintah Yordania.

Riyad mulanya cukup sulit ditelepon karena masih terlalu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…