Bertemu Di Buncit Raya 49

Edisi: 07/45 / Tanggal : 2016-04-17 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : TIM NASIONAL, ,


GEDUNG bertingkat berdinding kaca di Jalan Buncit Raya Nomor 49, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, itu tampak sepi pada Rabu sore pekan lalu. Hanya ada seorang resepsionis di lobi dan dua petugas satuan pengamanan berjaga di luar gedung. "Di sini kantor PT Amanah Prima Indonesia," kata Ali, petugas satpam kantor perusahaan itu. Ia menjamin tak ada perusahaan lain yang berkantor di Gedung 49—merujuk pada nomor berukuran jumbo yang menempel tinggi di atas dinding depan bangunan.

Kantor di Jalan Buncit Raya itu tidaklah asing. Delapan tahun lalu, saat menginvestigasi pembelian minyak mentah Zatapi oleh Pertamina, Tempo juga sampai ke sana. Di dalam gedung tersebut, kala itu, berkantor pengusaha minyak Mohamad Riza Chalid, Johnny Gerald Plate, Irawan Prakoso, dan Schiller Marganda Napitupulu. Keempatnya bersaling-silang memimpin dan menjadi pemegang saham Global Energy Resources Pte Ltd dan Gold Manor International Ltd. Diduga persekongkolan Global dan Gold Manor dengan pejabat Pertamina menyebabkan perusahaan tersebut rugi hingga sekitar Rp 65,5 miliar dalam pembelian Zatapi.

Kali ini yang membawa Tempo kembali ke gedung tersebut adalah Paulus Tannos dan Azmin Aulia. Kedua nama ini berada di pusaran kasus korupsi proyek pembuatan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP yang sedang disidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Proyek ini diperkirakan merugikan negara Rp 1,12 triliun.

Tempo menemukan nama Paulus dan Azmin dalam The Panama Papers, dokumen milik firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca, yang bocor. Paulus terekam dalam satu bundel file sebagai pemegang saham Trinity Asia Finance Limited. Dia adalah bos PT Sandipala Arthaputra, rekanan proyek e-KTP yang tergabung dalam Konsorsium Perusahaan Percetakan Negara RI (PPNRI). Tiga perusahaan lain yang ikut bergabung ke dalam konsorsium ini adalah PT Sucofindo, PT Len Industri, dan PT Quadra…

Keywords: Riza ChalidPanama PapperPaulus TannosSetya Novanto
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?