Gregorian Jawa, Minus Latin
Edisi: 07/45 / Tanggal : 2016-04-17 / Halaman : 49 / Rubrik : IMZ / Penulis : Stefanus Teguh Edi Pramon, ,
DALAM gelap, tiga rubiah bersila di gereja Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono, Selasa dua pekan lalu. Hanya disinari lampu sorot mungil dengan terang seadanya, mereka mulai menabuh gender, salah satu perangkat gamelan Jawa, memberi intro untuk tiga puluh rubiah lain di depan mereka.
Serentak, tapi juga lambat-lambat, para rubiah mulai mendaraskan prolog ibadat penutup atau completorium. Tembang gaya Jawa yang begitu kental pun terlantun memenuhi gereja. Hening sejenak, para biarawati itu mendendangkan Kristus Cahaya Dunia dengan gaya yang sama. Bergantian, rubiah yang duduk di sisi kiri dan kanan altar menyanyikan lirik yang terdiri atas empat bagian.
Meski gaya Jawa tetap dominan, unsur Gregorian masih terasa.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…