Sinta Yang Tak Mau Tunduk

Edisi: 10/45 / Tanggal : 2016-05-08 / Halaman : 58 / Rubrik : TAR / Penulis : Seno Joko Suyono, Dian Yuliastuti,


Tiga orang penari (Endang Purwani, Hanny Herlina, dan Chrystina Binol) berjalan menghadang sosok Rahwana. Tangan kanan-kiri mereka masing-masing membawa kipas putih. Mereka berjalan mengibas-ngibaskan kipas. Suara kibasan angin keras, laksana kepakan burung. Kita segera tahu kipas itu metafora bagi sayap-sayap Jatayu.

Pertunjukan sendratari Kidung Dandaka di Gedung Kesenian Jakarta pada 22-23 April lalu, hasil kolaborasi dua maestro klasik, Retno Maruti dan Sulistyo Tirtokusumo, cukup puitis. Tidak ada topeng burung untuk Jatayu. Tidak ada sosok muka raksasa yang dikenakan Rahwana. Retno memang tak menampilkan sosok penarinya dalam kostum yang memperlihatkan tokohnya, tapi lebih pada koreografi.

Tengoklah bagaimana tatkala Rahwana (ditarikan Putra Mahesa) memperlihatkan banyak wajahnya. Putra Mahesa dikelilingi enam pemain di belakangnya yang bergerak bersama…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Diversions: Khas, Cerdas, dan Nakal
1994-02-05

Sedang tumbuh di eropa grup-grup tari kelompok kecil. salah satunya yang datang di jakarta pekan…

Y
Yang Terbebani dan Tak Terbebani Tradisi
1994-01-29

Sembilan penata tari pemenang lomba tari dinas kebudayaan dki jakarta mementaskan karya masing-masing di tim.…

B
Baguru ka Alam Tradisi
1994-06-04

Untuk ke sekian kalinya gumarang sakti diundang dalam festival internasional. tak salah pendekatan gusmiati pada…