Berebut Takhta Malacanang

Edisi: 10/45 / Tanggal : 2016-05-08 / Halaman : 96 / Rubrik : INT / Penulis : Mahardika Satria Hadi, ,

Rentetan komentar provokatif terus meluncur dari mulut Rodrigo Roa Duterte. Beberapa pekan terakhir, serangkaian pernyataan nyeleneh Wali Kota Davao ini meramaikan kontes pemilihan umum Presiden Filipina. Duterte pernah mengancam anak-anaknya bila mereka berani menyentuh narkotik. "Saya akan membunuhnya," katanya pada Senin pekan lalu.

Dengan gaya bicara ceplas-ceplos, Duterte, 71 tahun, menyatakan bakal menindak tegas para bandit di negaranya. Dalam sebuah acara debat di stasiun televisi, ia berjanji menjadi presiden yang keras jika terpilih pada 9 Mei nanti. "Saya benar-benar marah. Mereka mengatakan saya pembunuh. Mungkin saya memang pembunuh," ujarnya.

Dibanding empat kandidat lain, Duterte dikenal sebagai calon presiden yang paling blakblakan dan tidak "jaim". Sejumlah media menyebutnya mirip Donald Trump, kandidat presiden unggulan dari Partai Republik di Amerika Serikat. "Trump dikenal dengan isu anti-imigran, Duterte mengusung isu kriminalitas," demikian menurut beberapa media.

Duterte, misalnya, berulang kali menjanjikan pemberantasan korupsi, tindak kejahatan, dan peredaran obat terlarang dalam enam bulan pertama sebagai presiden. Ia bakal menghabisi lebih dari 100 ribu penjahat di penjuru Filipina. "Pemerintahan saya akan penuh darah," kata calon dari Philippine Democratic Party-People's Power (PDP-Laban) ini.

Seperti Donald Trump, Duterte kerap melontarkan komentar tak senonoh. Omongannya selama kampanye acap menuai kritik dan kecaman. Seperti ketika ia menggalang dukungan di Amoranto, Quezon, pada 12 April lalu. Saat itu Duterte berkelakar tentang insiden pemerkosaan terhadap misionaris Australia, Jacqueline Hamill.…

Keywords: -

---

Foto Terkait