Musim Rampas Setelah Instruksi
Edisi: 12/45 / Tanggal : 2016-05-22 / Halaman : 66 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Abdul Manan, Syailendra Persada, Linda Trianita
Reaksi di media sosial yang terpantau di layar iPad itu membuat Presiden Joko Widodo gerah. Yang paling mengusik Presiden, antara lain, komentar bahwa pemerintah Jokowi yang baru berumur setahun lebih tiba-tiba menjadi represif seperti Orde Baru gaya baru.
Siang itu, Kamis pekan lalu, Presiden memanggil beberapa orang dekat dia, baik yang ada di lingkungan Istana maupun yang di luar Istana. Presiden bertanya bagaimana sesungguhnya reaksi masyarakat atas instruksi yang dia sampaikan dua hari sebelumnya. "Ada sebagian aparat yang dianggap kebablasan dalam menerjemahkan perintah Presiden," kata juru bicara Presiden, Johan Budi Sapto Pribowo.
Di Jakarta dan beberapa kota lain di Jawa, tentara serta polisi bergerak menyisir berbagai tempat umum dan tempat usaha. Mereka mencari-cari atribut mirip palu-arit, merazia buku yang mempromosikan komunisme, serta menangkapi pemilik dan penyimpan barang tersebut.
Setelah mendengar masukan dari orang-orang dekatnya, sore itu Jokowi menelepon Kepala Kepolisian RI Badrodin Haiti dan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo. Presiden meminta tindakan berlebihan aparat segera dihentikan. "Presiden meminta aparat menghormati kebebasan berpendapat," ujar Johan. "Kami kira Panglima TNI dan Kapolri bisa menerjemahkan itu dengan baik."
* * *
Keriuhan itu berpangkal pada rapat terbatas Presiden, Selasa pekan lalu, dengan empat pemimpin lembaga yang bertanggung jawab atas urusan keamanan dan penegakan hukum. Mereka adalah Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti, Jaksa Agung M. Prasetyo, Kepala Badan Intelijen Negara Letnan Jenderal Purnawirawan Sutiyoso, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono-yang datang mewakili Panglima TNI.
Presiden memanggil keempat orang itu ke Istana Merdeka, setelah memimpin rapat kabinet di Istana Negara. Berbeda dengan biasanya, Jokowi kali ini tak didampingi menteri lain atau staf khusus presiden. "Hanya kami berlima," kata Kepala BIN Sutiyoso.
Pada kesempatan awal, Jokowi menyampaikan keluhan yang dia terima dari masyarakat dan sejumlah tokoh agama. Mereka mempersoalkan maraknya atribut berbau komunis, baik di dunia nyata maupun di dunia maya seperti media sosial. "Informasi yang Bapak terima sama dengan data yang kami miliki," ujar Sutiyoso menanggapi Jokowi kala itu. Selanjutnya, keempat pejabat itu bergiliran memaparkan pendapat mereka. Di akhir pertemuan, Jokowi menyampaikan instruksi lisan dengan singkat, "Tindak sesuai dengan aturan hukum," katanya.
Menurut…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…