Han Awal, Guru Kami
Edisi: 13/45 / Tanggal : 2016-05-29 / Halaman : 90 / Rubrik : OBI / Penulis : Avianti Armand, ,
Universitas Indonesia pada 1987 adalah sebuah tempat antah-berantah, jauh di luar Jakarta, yang harus ditempuh dengan menembus kemacetan Pasar Minggu dan kesemrawutan angkutan kota di LA-istilah keren untuk Lenteng Agung. Dan tiba terlambat, bagi seorang dosen, bukanlah dosa besar.
Saya tidak tahu bapak yang rambutnya hampir semua putih itu datang dari mana, tapi beliau meminta maaf dengan tulus. Satu hal yang paling berkesan adalah gerak tubuhnya dan kata yang dipilihnya. Dia berdiri di depan, menyentuhkan tangan ke dada dan mengucapkan "kami" untuk menggantikan "saya".
Selanjutnya, Han Awal memang tidak pernah menggunakan "saya" di depan kelas untuk membahasakan diri. Beliau lebih memilih "kami"-sebuah kesopanan lama yang menganggap "aku" dan "saya" adalah sebuah penonjolan diri. Karena itu pulalah, dengan bercanda, teman-teman seangkatan saya menyebut putra beliau, Yori Antar Awal, yang kebetulan adalah senior kami, dengan "anak kami".
Mengingat Han Awal adalah menggali memori tentang hal-hal penting yang saya pelajari pada tahun-tahun awal kebutaan saya terhadap arsitektur. Bahwa unsur-unsur pokok pembentuk ruang adalah titik, garis, dan bidang. Titik adalah penentu posisi di dalam ruang, dan garis adalah titik yang diperpanjang. Bahwa bidang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…