Warisan Suram David Cameron
Edisi: 19/45 / Tanggal : 2016-07-10 / Halaman : 86 / Rubrik : INT / Penulis : Mahardika Satria Hadi, Sadika Hamid,
Terry Dean mungkin tak menyangka pilihannya bakal mengubah wajah Kerajaan Inggris. Dalam referendum pada Kamis pekan lalu, pria 57 tahun asal kawasan Blackbird Leys, Oxford, Inggris, ini mendukung Brexitââ¬âakronim dari British exit. Bagi Dean, alasannya sederhana saja. Ia mengaku tidak suka negaranya didikte Uni Eropa.
"Aturan kami di sini ditulis oleh orang Eropa," kata Dean kepada wartawan Tempo di Oxford, Sadika Hamid. "Saya tidak rasis, kami tidak dapat mencegah imigrasi, saya menyayangi tetangga saya orang Asia, dan saya tidak ingin mereka pergi. Tapi asuransi kesehatan kami terbatas, tidak mencukupi jika harus dibagi dengan jumlah orang yang datang."
Di Oxford, kota sejauh 96 kilometer di barat London, Dean menjadi minoritas. Seperti London, Oxford merupakan basis utama pendukung Uni Eropa. Di Oxford, sekitar 49 ribu pemilih, setara dengan 70 persen, mencoblos Remain. Artinya, mereka ingin Kerajaan Inggris tetap di Uni Eropa. Sedangkan pemilih Leave hanya berkisar 20 ribu orang, termasuk Dean.
Namun, di seantero Kerajaan Inggris, Dean melengkapi bagian yang jauh lebih besar, yaitu kubu pro-Brexit. Kantor berita BBC melaporkan kelompok Leave, yang anti-Uni Eropa, sukses memenangi referendum bersejarah sejak 1975. Sekitar 17,4 juta warga, atau 52 persen, memilih angkat kaki dari keanggotaan blok 28 negara Benua Biru itu.
Setelah 43 tahun, negeri Ratu Elizabeth II itu pun resmi bercerai dengan Uni Eropa. "Saya sedikit terhuyung saat melihat reaksi di Facebook. Hampir semua teman saya memilih Remain," kata Sally, guru sekolah dasar di London, seperti dikutip The Guardian. Melawan arus, perempuan 34 tahun ini diam-diam mendukung Brexit.
l l l
Pada hari jajak pendapat, aktivitas kampanye di Oxford terbilang masih cukup ramai. Di Inggris, tidak seperti di Indonesia, kampanye pada hari pemungutan suara diperbolehkan. Di Cornmarket Street, misalnya, sejumlah relawan kampanye terlihat sibuk membujuk para calon pemilih hingga menit terakhir menjelang referendum.
Di jalan perbelanjaan utama dan daerah pejalan kaki di Oxford itu, orang-orang datang dan berbincang dengan puluhan relawan. Sebagian besar dari relawan itu berafiliasi dengan tim kampanye resmi. Mereka yang pro-Uni Eropa mengenakan kemeja biru bertulisan "Vote Remain" atau "I'm in". Sedangkan pihak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…