Bagaimana Schindler Menyelamatkan Orang Yahudi

Edisi: 05/24 / Tanggal : 1994-04-02 / Halaman : 60 / Rubrik : SEL / Penulis : YH


OSKAR Schindler adalah orang Jerman "biasa-biasa saja" yang ingin kaya. Namun, bagi sekitar 1.300 orang Yahudi yang diselamatkannya, Schindler adalah Hasidei Ummot Ha-Olam, yang disebut dalam legenda di Kitab Talmud sebagai orang-orang bijak yang di seluruh dunia jumlahnya hanya ada 36 orang pada setiap kurun waktu.

Sesungguhnya, Schindler memang spekulator dan industriwan yang sangat jeli memanfaatkan situasi. Ia justru jadi kaya raya karena adanya peperangan. Lewat keahliannya melobi, main sogok, serta menyuguhkan gadis-gadis bahenol kepada para pembesar perang Jerman dalam pesta-pesta yang meriah, ia mendapat kontrak pembuatan perkakas dapur bagi bala tentara Jerman di medan perang. Panci-pancinya juga dijual ke pasar gelap dengan keuntungan luar biasa di zaman susah seperti itu.

Pabrik milik Schindler, Deutsche Emailwaren Fabrik (DEF), juga menerima pesanan membuat peluru anti-tank sekalipun itu berlawanan dengan nuraninya yang menolak kekejaman. Lagi pula, keuntungan membuat peluru -- yang rumit dan menuntut presisi tinggi -- tak sebesar membuat panci. Tetapi, "Tak apalah, kontrak pembuatan peluru itu sangat penting secara politis untuk menyelamatkan pabrik," ujarnya berkilah.

Schindler memang memerlukan kekuatan politik untuk mendukung langkah-langkahnya yang melawan arus. Masa itu, 1939--1945, adalah puncak-puncak pembantaian bangsa Yahudi, yang oleh Adolf Hitler, diktator gila yang saat itu memerintah Jerman, dianggap sebagai musuh terbesar ras Arya. Yahudi adalah keturunan setan yang menakutkan dan harus dibasmi.

Pembangkangan Schindler terhadap sistem gila yang sedang dianut bangsanya dimulai di Krakow, Polandia. Tahun 1940 bagi puak Yahudi di Krakow adalah masa dimulainya puncak kesengsaraan. Gubernur Jenderal Frank, yang memerintah Polandia, mengeluarkan dekrit agar Krakow, sebagai ibu kota Polandia, bebas dari segala macam skandal yang menggerogoti harga diri perwira-perwira Jerman. Yang dimaksud sebagai skandal itu adalah kehadiran orang-orang Yahudi di kota dan tinggal satu gedung dengan para perwira. Pendeknya, Krakow harus bebas dari Yahudi.

Langkah pertama adalah membangun geto yang dikelilingi tembok tebal. Yahudi jangan berharap dapat tinggal di luar. Satu kamar diisi dua atau tiga keluarga adalah soal biasa. Saat itulah DEF mulai memperbanyak buruh Yahudi untuk menggarap panci-panci dan selongsong peluru.

Situasi menjadi semakin mengerikan bagi puak Yahudi ketika geto pun akhirnya harus dihancurkan. Geto, bagi penguasa Nazi Jerman, hanya dianggap terminal, depot sementara, sebelum para Yahudi itu tiba pada penyelesaian akhir, krematorium di Auschwitz-Birkenau yang terkenal atau kamar gas di Gross-Rosen. Kondisi terminal sementara ini rupanya dianggap terlalu nyaman sehingga akhirnya dibangunlah sebuah barak transit di Plaszow. Semua orang Yahudi, tanpa terkecuali, harus masuk barak Plaszow sebelum dikirim ke Auschwitz atau Gross-Rosen. Dalam pembersihan terakhir ini, diperkirakan 4.000 orang Yahudi yang dianggap tak layak lagi untuk hidup dieksekusi begitu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…